FILM Dirty Vote Tayang di Masa Tenang Kampanye Pemilu 2024, Hasyim Husein: Isinya Beri Pelajaran ke Masyarakat

- 12 Februari 2024, 16:00 WIB
Film Dirty Vote 2024 tayang pada masa tenang kampanye mengungkap soal kecurangan proses pemilu 2024./ANTARA/Fatwa Iham
Film Dirty Vote 2024 tayang pada masa tenang kampanye mengungkap soal kecurangan proses pemilu 2024./ANTARA/Fatwa Iham /

DESKJABAR - Saat masa tenang kampanye, kini diramaikan film Dirty Vote ramai dibicarakan hingga mengundang berbagai komentar seperti Jusuf Kalla, Refly Harun dan juga pesohor lainnya.

Film Dirty Vote sendiri muncul pertama kali di youtube yang menggambarkan soal politisi kotor. Film dokumenter tersebut muncul pada saat masa tenang kampanye.

Komentar soal Film Dirty Vote yang muncul saat masa tenang kampanye tersebut juga dikomentari Sekretaris Jenderal Bintang Mercy Perubahan (BMP) M Hasyim Husein.

Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Disorot Usai Muncul di Dirty Vote, Ini Sosok Pa Bey 'Orang Deket Jokowi'

Dia mengaku setelah menonton Film Dirty Vote mengatakan film itu adalah sebuah film dokumenter yang bisa memberikan pendidikan politik bagi anak bangsa, karena memberikan gambaran tentang perpolitikan di tanah air yang sangat catut marut dewasa ini.

Dalam Film Dirty Vote itu digambarkan dengan gamblang bagaimana politisi kotor telah dengan terang-terangan membohongi dan mempermainkan masyarakat pemilik hak suara hanya untuk memuluskan kepentingan politik pihak tertentu. Sebut saja keluarga tertentu yang haus akan kekuasaan.

Kepada wartawan M Hasyim mengatakan bagi yang sudah menonton Film Dirty Vote pasti tahu bahwa film tersebut secara terang benderang mengungkap kecurangan yang terjadi dalam rangkaian proses Pemilu 2024.

Melalui Film dokumenter itu, lanjut Hasyim, masyarakat bisa melihat bagaimana proses Pemilu kali ini digelar dengan sangat tidak beretika oleh penguasa yang dalam benaknya hanya menginginkan keberlangsungan kekuasaan semata dengan menabrak berbagai aturan yang ada.

"Cara-cara yang kotor, curang, culas dan sangat tidak beretika. Mereka dengan sengaja mempermainkan demokrasi untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya," ujarnya.
Sebenarnya tanpa menonton film itupun, masyarakat sudah bisa melihat dengan jelas dan transparan melihat bagaimana keculasan itu dipertontonkan kepada masyarakat tanpa ada rasa malu sedikitpun oleh kelompok penguasa.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x