Kematian Satwa Liar di Tangan Selebritas Permalukan Indonesia, Begini Kata Guru Besar IPB University !

- 3 Agustus 2023, 17:04 WIB
Guru Besar IPB University, sekaligus Pakar Genetika Ekologi, Prof Ronny Rachman Noor, kematian satwa liar di tangan Selebritas, permalukan Indonesia di mata dunia Internasional
Guru Besar IPB University, sekaligus Pakar Genetika Ekologi, Prof Ronny Rachman Noor, kematian satwa liar di tangan Selebritas, permalukan Indonesia di mata dunia Internasional /IPB University/

DESKJABAR – Heboh di jagat maya, kematian satwa liar dilindungi di tangan salah satu selebritas tanah air, menurut pengakuannya memelihara 6 enam anak satwa liar dilindungi, mengungkapkan berbagai alasan, termasuk katanya mengalami dehidrasi hingga satwa tersebut mati.

Peristiwa tersebut mengundang reaksi masyarakat di seluruh tanah air melalui media sosial, termasuk Guru Besar IPB University,sekaligus Pakar Genetika Ekologi, Prof Ronny Rachman Noor akhirnya angkat bicara.

Menurut Prof Ronny, kematian satwa liar tersebut mempermalukan nama Indonesia di mata dunia Internasional, satwa liar yang dilindungi bukanlah barang mainan ataupun hewan peliharaan.

“Orang awam tidak boleh seenaknya pelihara satwa liar, dan dinilai tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni terkait memelihara satwa liar,” tegasnya.

“Di dunia konservasi satwa liar, salah satu tolok ukurnya adalah keberhasilan pengembangbiakan satwanya. Artinya jika satwa liar tersebut tidak berkembang biak dan bahkan mengalami kematian dapat dipastikan pengalaman dan pengetahuan pengelola tersebut sangat minim,” ujar Prof Ronny menjelaskan.

Kehebohan kematian satwa liar yang dipelihara Selebritas, lanjut Prof Ronny, harus diusut tuntas, pasalnya jika tidak dilakukan akan mempermalukan Indonesia di dunia internasional, termasuk pihak yang mengeluarkan izinnya.

“Bagaimana satwa liar yang dilindungi ini sampai dapat dipelihara oleh perorangan, ini perlu dirunut secara aturan dan kebijakan. Kalaupun aturan memperbolehkan, tentunya tidak sembarangan orang dapat memeliharanya, apalagi satwa liar yang menjadi ikon dunia ini mengalami kematian,” ungkapnya.

Kejadian itu juga perlu diusut tuntas, bagaimana konsesi pemeliharaan satwa liar sampai dapat jatuh pada perorangan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi apakah orang tersebut memiliki pengetahuan terkait satwa liar.

“Satwa liar perlu dilindungi dan memerlukan pengetahuan sangat khusus untuk memeliharanya, satwa liar bukanlah binatang peliharaan yang hanya sekedar untuk memuaskan hobi seseorang,” katanya.

Ketidakpedulian lanjut Prof Ronny, terhadap nasib satwa liar dalam penangkaran baik apalagi kematian satwa liar yang dilakukan oleh perorangan ataupun lembaga, sudah dapat dipastikan memperburuk citra Indonesia di panggung internasional dalam menangani dan melakukan konservasi satwa liar.

Halaman:

Editor: Sanny Abraham

Sumber: IPB University


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x