RAMALAN Nostradamus, Kota Surabaya akan Hancur pada Tahun 2037 Gara-Gara INI, Tanda-Tandanya Sudah Terlihat

- 10 Juli 2023, 08:42 WIB
Ramalan Nostradamus, Surabaya akan hancur di tahun 2037. dan tanda-tandanya sudah terlihat. Benarkah?
Ramalan Nostradamus, Surabaya akan hancur di tahun 2037. dan tanda-tandanya sudah terlihat. Benarkah? /globenews.com/

 

DESKJABAR – Penulis ramalan asal Prancis, Michel de Nostredame atau nama latinnya Nostradamus, namanya menjadi viral setelah beberapa ramalannya tentang peristiwa besar dunia, menjadi kenyataan. Salah satu ramalannya adalah terkait Indonesia  dimana ada kota yang akan hancur pada tahun 2037, yang diduga kota tersebut adalah Surabaya.

Ramalan Nostradamus akan adanya kota di Indonesia yang diduga Surabaya akan hancur pada tahun 2037. Kehancuran kota ini terjadi gara-gara sebuah peristiwa besar yang melibatkan antar negara. Tanda-tandanya sudah terlihat.

Baca Juga: SELAIN Tol Getaci, Ada 8 Jalan Tol Baru di Sekitaran Bandung Hingga 2034, Ada Akses ke Destinasi Wisata

Ramalan Nostradamus menjadi viral setelah beberapa ramalannya menjadi kenyataan, seperti meninggalkan Ratu Elizabeth II pada tahun 2022, Kematian Presiden AS John F Kenedy, serta bom Hiroshima dan Nagasaki.

Nostradamus adalah nama latin yang disematkan kepada penulis ramalan asal Prancis, Michel de Nostredame. Bukunya yang berjudul Les Propheties yang terbit pada Tahun 1555, yang berisikan ramalan peristiwa besar yang akan terjadi di dunia, telah mengangkat ketenarannya.

Perkembangan geopolitik  yang terjadi saat ini dikhawatirkan menjadi tanda-tanda akankah ramalan Nostradamus tersebut akan terjadi?

Tahun 2037, Kota di Indonesia ini akan Hancur, Benarkah?

Di antara sejumlah ramalan Nostradamus yang ditulis dalam buku yang berjudul 'The Complete Prophecies for The Future - Ramalan yang Mengguncang Dunia' karya Mario Reading, salah satunya ramalan tentang Indonesia.

Adanya ramalan Nostradamus terkait Indonesia, dipaparkan seorang TikToker dengan akun @ilysmhmmad_. Dia membebefkan buku yang berisikan ramalan Nostradamus tersebut.

Postingan TikToker ini sempat menjadi viral di jagat maya di Indonesia beberapa tahun lalu, karena salah satu ramalannya adalah terkait peristiwa besar yang akan terjadi, yang melibatkan Indonesia. Peristiwa itu diramalkan akan terjadi pada tahun 2037 atau 14 tahun yang akan datang.

Baca Juga: Pengumuman Pendaftar PPDB di Kota Bogor Diundur Besok, Bima Arya: Investigasi Tim Gabungan Terus Dilakukan!

Lalu peristiwa besar apakah yang akan terjadi di tahun tersebut?

Dalam postingan TikToker @ilysmhmmad_ mengungkapkan beberapa ramalannya yang menarik, termasuk soal ramalan Indonesia dan Australia akan terlibat perang pada 2037.

Ramalan akan terjadinya peperangan Indonesia dengan negara tetangga di sebelah selatan tersebut juga diungkap oleh TikToker lainnya dengan akun @vincentsiusss. Bahkan, pemilik akun tersebut menggambarkan dampak dari peperangan tersebut aka nada kota di Indonesia yang mengalami kehancuran.

Bahkan akun @vincentiusss memeparkan kronologis serta tanggal akan terjadinya peperangan tersebut.

Kota tersebut memiliki ciri-ciri seperti yang digambarkan dalam ramalan Nostradamus. Ia mengungkapkan salah satu terjemahan dari ramalan Nostradamus yang menunjukkan tanda-tanda kota yang diprediksi sebagai  pemicu perangnya.

Di akun tersebut juga memaparkan kronologis dari terjemahan ramalan Nostradamus tersebut. Disebutkan bahwa sesaat sebelum gerhana matahari, sebuah perang dipicu oleh bangsa yang besar yang berisi orang-orang yang tidak percaya.

"Sia-sia, pihak pelabuhan tidak melawan. jembatan dan monumen berkahir menjadi dua tempat yang berbeda," ucapnya menambahkan.

Menurutnya, bahwa tanggal 13 Juli 2037 nanti terjadi gerhana matahari total dan Australia terbelah menjadi dua, utara dan selatan.

Kota dengan ciri memiliki pelabuhan, jembatan, dan monumen tersebut kemudian oleh akun tersebut disimpulkan sebagai Kota Surabaya.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dikenal sebagai pelabuhan laut utama kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok, Jakarta. Surabaya juga punya monument terkenal yakni Tugu Pahlawan, dan Jembatan Merah sebagai ikon kota tersebut.

Benarkah Tanda-Tandanya Sedang Terjadi Saat Ini?

Indonesia sendiri saat ini berada dalam situasi geopolitik di kawasan Indo Pasifik yang sedang memanas. Negara saat ini berada dalam ancaman kekuatan asing yang mengelilingi negara kita yang posisinya tidak jauh.

Di Laut China Selatan, Indonesia bersama sejumlah negara Asean lainnya  yakni Vietnam, Malaysia, Filipina, terlibat konflik kedaulatan batas laut mereka dengan China. China keukeuh dengan klaim Nine Dash Line.

Baca Juga: Relawan Pro Jokowi (Projo) Jabar Berdebat Sengit Dukung Prabowo-Airlangga di Pilpres 2024

Klaim itu juga tekah memunculkan konflik perbatasan laut dengan Indonesia di Laut Natura Utara.

Konflik di Laut China Selatan tersebut tak hanya memicu penguatan kekuatan militer di kawasan ini, terutama di ASEAN, tetapi juga telah mengundang kekuatan besar lainnya yakni Amerika ikut campur untuk menghadapi kekuatan China.

Kehadiran AS di konflik tersebut juga karena kecemasan negara tersebut akan merembet kepada upaya makin kuat China untuk mengembalikan Taiwan ke pangkuan mereka.

Peningkatan kekuatan militer China dan keterlibatannya di konflik Laut China Selatan, membuat kondisi geopolitik di kawasan ini ikut terdampak. AS dengan sekututnya, mencoba mengimbangi kekuatan China dengan berbagai upayanya.

Di sebelah timur Indonesia, AS baru saja mendapatkan izin membuka pangkalan militer di Papua Nugini atau PNG. Berdasarkan pakta keamanan terbaru yang telah disepakati dengan PNG, Amerika Serikat bisa mengerahkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di ibu kota Port Moresby.

Di sebelah selatan, Australia sebagai kekuatan sekutu utama, juga berupaya melakukan peningkatan militer mereka untuk mengimbangi kekuatan militer China serta ancamannya di Laut China Selatan. Bahkan Australia baru saja menyepakati kaukus bersama AS dna Inggris.

Salah satu dari kaukus tersebut adalah AS membantu pengembangan pembangunan kapal selam nuklir bagi Australia. Kaukus ini telah memaksa kawasan tersebut masuk ke dalam era nuklir, yang selama ini dijaga kuat sebagai kawasan bebas nuklir.

Yang menarik, Kaukus AS, Australia dan Inggris ini telah memicu kemarahan dari Prancis. Sebab, dengan terbentuknya kaukus tersebut, secara sepihak Australia telah menghentikan secara sepihak kesepakatan penyediaan kapal selam mereka oleh Prancis.

Pembatalan kesepakatan bernilai miliaran dolar yang telah dibangun bertahun-tahun itu, membuat Prancis marah besar. Pada tahun 2021, Prancis menarik duta besarnya dari AS dan Australia sebagai realisasi atas kemarahan mereka.

Prancis akhirnya mendapatkan momen untuk membalas dendam kepada Australia, ketika Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kekuatan militernya, sebagai respon atas perkembangan geopolitik di kawasan.

Momen Prancis tersebut terbuka setelah Pemerintah Indonesia menyepakati pembelian 42 unit pesawat Rafale buatan Prancis. Momen ini juga membuka Prancis untuk membantu memoderenisasi alutsista militer Indonesia.

Baca Juga: Teh Brand Lokal Terus Berkembang Pasarnya, Usaha Perkebunan Rakyat Termotivasi

Tidak hanya Rafael, Prancis pun sepakat untuk membangun kapal selam kelas Scorpene buatan mereka, bahkan  akan dibangun di galangan kapal PT PAL Surabaya.

Kesepakatan Indonesia dengan Prancis juga menyangkut pembelian 4 unut Pesawat A400M Atlas untuk mendukung suplay bahan bakar bagi pesewat-pesawat tempur, serta penyediaan 13 unit radar militer jarak jauh dari perusahaan Prancis, Thales.

Suplay alutsista modern Prancis tersebut sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan kekuatan militernya. Apalagi sebagian besar alutsista yang dimiliki TNI akan segera memasuki masa pensiun.

Yang menarik Indonesia juga sudah memasukkan kehadiran rudal balistik di titik-titik terluar wilayah Indonesia dengan jangkauan 300 kilometer, untuk melindungi negara ini dari ancaman asing.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam acara Dialog Kebangsaan Sespim Lemdiklat Polri di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Juni lalu memaparkan tentang Perisai Trisula Nusantara.

Baca Juga: Di Cianjur dan KBB, Banyak Vila Kini Dijual, Termasuk Bangunan Antik

Yang menarik adalah penempatan sejumlah rudal balistik di titik-titik terluar wilayah Indonesia dengan jangkauan rudal mencapai 300 kilometer.

Bahkan dalam pemaparan terebut Prabowo menyebut, jangkauan rudal balistik tersebut bisa mencapai Singapura, Australia, Filipina, dan Laut Cina Selatan.

Jadi, apakah ini tanda-tandanya ramalan Nostradamus soal perang Indonesia dengan Australia pada tahun 2037 akan terjadi?

Mudah-mudahan saja tidak, sebab itu hanyalah ramalan semata, meski beberapa kejadian di dunia terjadi sesuai apad yang diramalkan Nostradamus, bisa saja itu hanya kebetulan semata. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x