Khawatir Krisis Pangan, Kementan Lanjutkan Pertanian Padi Walau Kemarau 2023 Ekstrem

- 11 Juni 2023, 18:44 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 10 Juni 2023, menyerahkan bantuan benih padi sebanyak 4 ton, secara simbolis kepada perwakilan sejumlah provinsi. Penyerahan dilakukan di lokasi Gelar Percontohan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan XVI, Padang, Sumatera Barat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 10 Juni 2023, menyerahkan bantuan benih padi sebanyak 4 ton, secara simbolis kepada perwakilan sejumlah provinsi. Penyerahan dilakukan di lokasi Gelar Percontohan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan XVI, Padang, Sumatera Barat. /dok Humas Kementerian Pertanian

DESKJABAR – Khawatir terjadi krisis pangan sebagai dampak El Nino 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap melanjutkan pertanian padi pada delapan provinsi. Prediksi akan terjadi kekeringan panjang di Indonesia tahun ini, disiasati dengan penanaman padi tahan kekeringan saat kemarau.

Pihak Kementan menyalurkan bantuan benih padi varietas unggul baru (VUB) kepada provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Benih-benih padi tersebut merupakan tipe tahan atau adaptif atas kekeringan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 10 Juni 2023, menyerahkan bantuan benih padi sebanyak 4 ton, secara simbolis kepada perwakilan sejumlah provinsi. Penyerahan dilakukan di lokasi Gelar Percontohan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan XVI, Padang, Sumatera Barat.

Baca Juga: Pertanian Indonesia Khawatir Kemarau 2023 Berkepanjangan, Kementan Rangkul Semua Pihak

Jenis benih padi disalurkan

Ada pun jenis-jenis benih padi diberikan, adalah Inpago 9, Inpago 12, Inpago 13 Fortiz, Cakrabuana, dan Inpari 42. Kelima varietas padi itu, memiliki keunggulan tahan terhadap ketersediaan air yang rendah, berumur genjah, dan memiliki potensi hasil panen di atas 8 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

Ada pun benih-benih padi dimaksud, merupakan stock seed dan extension seed yang diproduksi oleh Unit Pengelola Sumber Benih Balai Pengujuan Standar Instrumen Padi (UPBS BBPSI), Balai Penerapan Standar Instrumen Bengkulu, dan Balai Penerapan Standar Instrumen Riau.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, negara Indonesia akan dihadapkan kondisi kekeringan karena El Nino pada tahun 2023. “Kita harus mengambil aksi nyata untuk menjaga produktivitas pertanian di tengah ancaman krisis pangan global,” ujarnya.

Baca Juga: Mekanisasi Pertanian Kini Menjadi Kebutuhan Petani Padi di Jawa Barat

Plt. Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Fadjry Djufry mengungkapkan bahwa BSIP akan membantu pendampingan dalam perbanyakan benih sumber.

Disebutkan, BSIP mempunyai unit kerja di setiap provinsi yang akan membantu memperbanyak benih sesuai standar dan bersertifikat. “Adopsi benih unggul oleh petani perlu dimaksimalkan guna meningkatkan produksi dan adoptif dengan perubahan iklim,” jelas Fadjry.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengapresiasi kehadiran pelaku industri dan para peneliti pertanian Indonesia yang menghadirkan berbagai varietas unggul terutama untuk menghadapi musim kemarau panjang atau cuaca ektrem el nino.

Baca Juga: Jawa Barat Potensial Jadi Raksasa Bisnis Limbah untuk Pertanian, Ketahanan Pangan, dan lingkungan Hidup

Menurut SYL, kehadiran industri dan peneliti semakin menambah daya gedor produktivitas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dan yang terpenting, kata SYL, kolaborasi semua pihak harus ditingkatkan untuk menjaga posisi indonesia aman dari ancaman krisis dunia.

"Saya kira banyak hal yang membuat semua optimis dalam menatap masa depan. Di antaranya kehadiran industri dan peneliti dalam mengambil bagian menghadirkan varietas baru tahan panas untuk menghadapi el nino,"  kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kegiatan penas harus menjadi titik balik lahirnya sebuah semangat bersama dalam menjalankan komitmen program antisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.

Diketahui, Kementan telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta ancaman krisis pangan global. Salah satu kuncinya adalah petani harus terus dapat berproduksi tanpa mengalami kendala apapun. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah