Ada pun benih-benih padi dimaksud, merupakan stock seed dan extension seed yang diproduksi oleh Unit Pengelola Sumber Benih Balai Pengujuan Standar Instrumen Padi (UPBS BBPSI), Balai Penerapan Standar Instrumen Bengkulu, dan Balai Penerapan Standar Instrumen Riau.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, negara Indonesia akan dihadapkan kondisi kekeringan karena El Nino pada tahun 2023. “Kita harus mengambil aksi nyata untuk menjaga produktivitas pertanian di tengah ancaman krisis pangan global,” ujarnya.
Baca Juga: Mekanisasi Pertanian Kini Menjadi Kebutuhan Petani Padi di Jawa Barat
Plt. Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Fadjry Djufry mengungkapkan bahwa BSIP akan membantu pendampingan dalam perbanyakan benih sumber.
Disebutkan, BSIP mempunyai unit kerja di setiap provinsi yang akan membantu memperbanyak benih sesuai standar dan bersertifikat. “Adopsi benih unggul oleh petani perlu dimaksimalkan guna meningkatkan produksi dan adoptif dengan perubahan iklim,” jelas Fadjry.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengapresiasi kehadiran pelaku industri dan para peneliti pertanian Indonesia yang menghadirkan berbagai varietas unggul terutama untuk menghadapi musim kemarau panjang atau cuaca ektrem el nino.
Menurut SYL, kehadiran industri dan peneliti semakin menambah daya gedor produktivitas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dan yang terpenting, kata SYL, kolaborasi semua pihak harus ditingkatkan untuk menjaga posisi indonesia aman dari ancaman krisis dunia.
"Saya kira banyak hal yang membuat semua optimis dalam menatap masa depan. Di antaranya kehadiran industri dan peneliti dalam mengambil bagian menghadirkan varietas baru tahan panas untuk menghadapi el nino," kata Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kegiatan penas harus menjadi titik balik lahirnya sebuah semangat bersama dalam menjalankan komitmen program antisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.