Demikian juga Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990) dan Kursus Pariksa (1992) dia jalani.
Baca Juga: Cara Nonton Semifinal Piala Dunia 2022 Argentina Vs Kroasia di HP Tanpa Aplikasi dan Anti Ribet
Kemudian tercatat dalam riwayat hidupnya adalah Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan VI (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) II/Koum Angkatan XI (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI A-38 (2011), serta Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI PPRA A-52 pada tahun 2014.
Yudo Margono tak hanya menjalani pendidikan militer, namun ia juga menjalani pendidikan non militer di Universitas Krisnadwipayana Jakarta. Ia lulus sarjana pada 2014 untuk disiplin ilmu Manajemen, lalu diteruskan ke jenjang magister (S-2) juga untuk program studi Manajemen pada 2016.
Karier militer
Perjalanan karier militernya diawali sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 di kapal perang.
Yudo juga sempat menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi (Kadep Ops) KRI Ki Hajar Dewantara 364.
Beberapa kali Yudo menjadi komandan, antara lain Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual, Komandan Lanal Sorong, dan Komandan Satkat Koarmatim.
Grafik menaik mengiringi perjalanan kariernya. Di tahun 2017 hingga 2018, dia menduduki jabatan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Tahun 2018 sampai dengan 2019, Yudo dipercaya sebagai Panglima Komando Armada I yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat. Dan pada 2018 itu pula, Yudo bersama timnya berhasil menemukan kotak hitam Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.