Berkaca Gempa di Cianjur, Rumah Tahan Gempa PTPN VIII di Sukabumi Bisa Jadi Model di Indonesia

- 25 November 2022, 11:07 WIB
Bangunan rumah tahan gempa milik PTPN VIII di Tenjoresmi, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, inspirasi bangunan tahan gempa, dengan melihat pengalaman gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Bangunan rumah tahan gempa milik PTPN VIII di Tenjoresmi, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, inspirasi bangunan tahan gempa, dengan melihat pengalaman gempa di Cianjur, Jawa Barat. /dok PTPN VIII

DESKJABAR – Sebagai upaya pengamanan ancaman siklus gempa di Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta pendirian bangunan memiliki teknis tahan gempa.

Melihat siklus gempa seperti di Cianjur, ada rumah tahan gempa yang milik PTPN VIII di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang bisa jadi model teknis di Indonesia.

Adanya rumah tahan gempa milik PTPN VIII bisa menjadi inspirasi untuk pengamanan ancaman gempa, baik untuk bangunan bertingkat maupun rumah satu lantai.

PTPN VIII yang merupakan perusahaan perkebunan negara, sudah lama memiliki rumah tahan gempa di Tenjoresmi, di Perkebunan Pasirbadak, Palabuhanratu, Sukabumi.

 

Baca Juga: Sungai dan Curug Cikaso, Sukabumi, Wisata Alam Indah dekat Perkebunan Karet PTPN VIII

Bangunan tahan gempa milik PTPN VIII di Tenjoresmi Palabuhanratu, Sukabumi tersebut, menggunakan pondasi dari karet alam, dan sejauh ini terbukti ampuh terhadap getaran gempa.

Sekretaris Perusahaan PTPN VIII, Budhi H Tresnadi, yang dikonfirmasi DeskJabar, Jumat, 25 November 2022 menyebutkan, rumah tahan gempa milik PTPN VIII di Palabuhanratu itu, tak hanya berfungsi sebagai rumah tahan gempa, tetapi juga penginapan.

“Rumah tahan gempa milik PTPN VIII ini berbasis teknik isolasi getaran gempa. Ini dapat menjadi model pembuatan bangunan tahan gempa di Indonesia,” ujar Budhi H Tresnadi.

Baca Juga: Tea Bridge, Wisata Favorit Spot Healing di Puncak Bogor, Menikmati Perkebunan Teh  

Disebutkan, pemilihan lokasi untuk gedung tahan gempa yang didirikan pada tahun 1991 itu, atas dasar data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG saat itu menyatakan bahwa wilayah jalur selatan Jawa Barat tergolong daerah rawan gempa. Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi lebih dari 200 kali gempa dan perlu dibangun gedung dengan arsitektur tahan gempa.

Gedung dengan konsep isolasi getaran gempa itu, pada prinsipnya merupakan proteksi bangunan yang berada di atasnya, terutama terhadap getaran horizontal.

Baca Juga: Offroad Komodo Pilihan Wisata Adrenalin di Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas, Puncak, Bogor

Gerakan vertikal dari getaran gempa tidak berpotensi menimbulkan kerusakan. Hal itu karena gerakan vertikal umumnya memiliki amplitudo yang lebih kecil dibandingkan dengan komponen pergerakan horizontal.

Gambaran

Gedung tahan gempa Tenjoresmi PTPN VIII (PT Perkebunan Nusantara VIII) dibangun atas kerja sama dengan tujuh negara, yaitu Inggris, Malaysia, Indonesia, Belanda, Prancis, Jepang, dan Singapura.

Berdasarkan rencana pembangunannya, areal emplasemen, mess, dan gedung dibangun di lahan seluas lima hektare.

Baca Juga: Dinar Candy Bawa Orangtua Jalan-jalan ke Singapura, Pasca Gempa di Cianjur

Tempat itu kemudian dikembangkan dengan membuat berbagai sarana rekreasi, seperti tempat bermain anak dan berbagai permainan outbound, area berkemah, flying fox, serta permainan adventure yang sifatnya pelatihan bagi bagian sumber daya manusia perusahaan.

Di kawasan itu juga terdapat lahan cadangan untuk kebun kelapa seluas 75 ha yang dikembangkan menjadi wisata agro.

Pada pelaksanaannya, hal tersebut dilakukan melalui kerja sama operasional antara Pemerintah Kabupaten Sukabumi, PTPN VIII, dan investor.

Baca Juga: Opak Khas Majalengka, Asyik Dimakan Sambil Nonton Piala Dunia 2022, Dimana Bisa Memperoleh dan Cara Membuat

Gedung tahan gempa dikelola secara profesional oleh unit Agro Wisata PTPN VIII dan dapat disewa oleh pengunjung sekaligus bagi yang ingin berwisata di pantai selatan Sukabumi.

Gedung tahan gempa Tenjoresmi berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Bandung dan 350 km dan Jakarta.

Karena letaknya di wilayah pantai Tenjoresmi merupakan alternatif pilihan menarik bagi wisatawan lokal ataupun asing, yang menyukai suasana pantai dan belajar mengenai bangunan antigempa yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Hollywood Pernah Ada di Majalengka, Bekas Lokasi Sering Dilewati

Kegiatan yang bisa dilakukan di area Tenjoresmi adalah berjemur, bermain pasir, melihat matahari terbit dan terbenam, mengunjungi hutan cagar alam, mengelilingi pantai menggunakan sepeda, serta melihat keindahan alam dan pesona budaya masyarakat sekitar.

Menurut Budhi H Tresnadi, gedung atau rumah tahan gempa PTPN VIII di Tenjoresmi itu berupa bangunan 4 lantai, dimana 1 lantai terbagi 2 ruangan, dan tiap ruangan terdiri atas 2 kamar tidur, 1 dapur, serta 1 kamar mandi.

Total ada 12 kamar tidur di gedung ini ditambah juga 6 unit mes Tenjoresmi. Sejak lama dijadikan Agrowisata Tenjoresmi, dimana kapasitas kamar dapat menampung 32-64 orang, ditambah 4 ruangan meeting, sehingga bisa digunakan sampai 100 orang.

Baca Juga: GEMPA di Cianjur: Bantuan Dua Truk Makanan dan Obat Obatan Dibawa Para Istri BIN ke Cugenang

Informasi dari bagian Agrowisata PTPN VIII menyebutkan, ketika terjadi gempa di Cianjur, Senin, 21 November 2022, getaran terasa sampai Sukabumi. Sampai kini, kondisi strukturnya masih baik, dan berfungsi tahan gempa. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara Eksklusif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x