Wapres: Peran Santri Terasa Sejak Dulu Hingga Kini Demi Indonesia Maju

- 21 Oktober 2022, 15:18 WIB
Wapres Ma'ruf Amin mengatakan peran santri Indonesia sangat terasa dari dulu hingga sekarang.
Wapres Ma'ruf Amin mengatakan peran santri Indonesia sangat terasa dari dulu hingga sekarang. /Instagram @wapresri.go.id/

DESKJABAR - Peran santri di Indonesia selama masa kemerdekaan sangat terasa. Jaman dulu santri ikut mengusir penjajah, kini mereka mengisi kemerdekaan dengan pembangunan menuju Indonesia maju.

Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin menegaskan peran santri di masa dulu hingga kini tersebut saat membuka Peringatan Hari Santri yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Kemenkopolhukam), Jumat Oktober 2022.

Dalam peringatan Hari Santri dalam bentuk Halaqah Kebangsaan tersebut, Wapres menyatakan negara mengakui kiprah para santri dari dulu hingga sekarang. Sebagai salah satu buktinya adalah ditetapkan Hari Santri setiap 22 Oktober.

Baca Juga: 5 Juta Santri Indonesia Diharapkan Meningkatkan Kemampuan Teknologi Digital Selain Akhlakul Karimah

"Alhamdulillah, memang peran santri di Indonesia ini diakui oleh negara. Yaitu dengan ditetapkannya Hari Santri. Santri terus berkiprah, bahkan sejak sebelum kemerdekaan," ungkap Wapres dalam laman Kemenag.

Kiprah santri, tambah Wapres, terlihat dari tiga doktrin yang dipegang teguh para santri, sehingga mereka dapat terus berkiprah dalam sejarah bangsa Indonesia.

Pertama, hubbul wathan minal iman. Hal itu berarti cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Berdasarkan ini para santri siap melakukan apapun untuk membela, memperjuangkan, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Baca Juga: Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober, Ada Kaitan dengan Resolusi Jihad 1945

Para santri, lanjut Wapres, siap mengorbankan nyawanya untuk bangsa dan negara.

Kedua, hifdzul mitsaq atau menjaga kesepakatan. Slogan NKRI yang tertuang dalam Mars Hari Santri artinya adalah santri memegang teguh kesepakatan dan menolak kesepakatan lain. 

Ketiga, semangat memakmurkan bumi. Ini merupakan perintah Allah. Bahwa manusia merupakan khalifah fil ardh. Untuk mengemban tugas tersebut, butuh ilmu pengetahuan. oleh karena itu santri harus dan wajib semangat menuntut ilmu. 

Baca Juga: Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober, Ada Kaitan dengan Resolusi Jihad 1945

"Santri bertugas melakukan perbaikan-perbaikan," kata Wapres.

Langkah santri bukan untuk kedudukan, melainkan demi melakukan perbaikan.

"Oleh karena itu, santri siap untuk menerima tugas apapun itu ketika dipercaya untuk berkiprah," tegas Wapres. 

Halaqah Kebangsaan ini juga dihadiri Menko Polhukam Mahfudz MD, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, para Gubernur, Walikota, Alim Ulama, Habaib, serta para santri. 

Peringatan kali ini juga diisi dengan pembacaan shalawat yang diikuti oleh Wapres, para Menteri, Pejabat Negara lainnya, serta para santri.*** 

 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah