DESKJABAR - Peristiwa G30S PKI tidak terlepas dari keterlibatan orang Belanda pada tahun 1914.
Sebelum terjadi peristiwa kelam G30S PKI pada tahun 1965, sebelumnya di bulan Mei 1914 telah dibentuk sebuah organisasi perburuhan dan petani yang diberi nama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging).
ISDV digadang-gadang sebagai cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Indonesia yang bertanggungjawab atas peristiwa G30S PKI.
Sejatinya ISDV adalah bentukan sekelompok orang Belanda yang memiliki idiologi Komunis yang ingin menggulingkan ideologi kapitalis yang dipegang pemerintahan Hindia-Belanda saat menduduki Indonesia.
ISDV yang dipimpin oleh Hank Sneevliet kala itu membujuk para buruh tanah air untuk bergabung dengan embel-embel perlindungan dan pembelaan.
Hingga pada tahun 1917 saat pengikutnya semakin banyak, dia melakukan propokasi untuk melakukan aksi mogok massal dan membuat kerusuhan di mana-mana dengan membakar pabrik, perkebunan dan lain sebagainya.
Tuntutan aksi mereka adalah untuk menolak sistem kapitalis dan merubahnya menjadi Komunis.
Habib Rizieq mengatakan dalam ceramahnya jika Kerusuhan yang dibuat bukan bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia, akan tetapi untuk kepentingan Komunis.
Baca Juga: Sejarah G30S PKI: ISDV Cikal Bakal Berdirinya Partai Komunis Indonesia, Kata Habieb Rizieq Shihab
Setelah peristiwa tersebut para petinggi ISDV ditangkap dan dipulangkan ke Belanda.
Ada beberapa orang yang tidak ikut dipulangkan karena dianggap tidak terlibat.
Namun saat itu pemerintah Hindia-Belanda tidak membubarkan ISDV karena menganggap sudah memiliki anggota yang banyak.
Pemerintah Hindia-Belanda berencana untuk mengambil alih agar bisa mengendalikan dengan mudah para buruh dan petani.
Baca Juga: Resume Film G30S PKI, Menceritakan Kekejaman Menjelang Gerakan 30 September
Pada tahun 1920 ISDV melakukan kongres di Semarang dan mengganti nama menjadi PKH (Perserikatan Komunis Hindia-Belanda).
Di tahun 1920 inilah mereka mulai menampakan jatidiri aslina sebagai komunis.
Semaun dari Surabaya dan Darsono dari Solo adalah pribumi yang diangkat menjadi pemimpin PKH saat itu.
Kedua orang tersebut adalah anggota SI (Sarikat Islam) yang berhasil dibujuk oleh Hank Sneevliet untuk bergabung dengan ISDV.
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap DN Aidit, Tokoh Penting pada Peristiwa Berdarah G30S PKI Tahun 1965
Keduanya memiliki keanggotaan ganda antara ISDV dan SI.
Bergabungnya mereka dengan ISDV rupanya yang membuat SI melakukan kerjasama dengan ISDV karena beranggapan bahwa ISDV merupakan organisasi yang pro petani dan buruh.
Namun setelah pada tahun 1920 SI mengetahui jatidiri ISDV sebagai Komunis, maka saat itu juga SI yang saat itu dipimpin oleh H. Oemar Said Tjokroaminoto langsung memisahkan diri dari ISDV yang telah berubah nama menjadi PKH.
Pada tahun 1924 PKH kembali berganti nama. Kali ini nama yang dipakai lebih memperjelas lagi jadi diri mereka.
Baca Juga: Detik Detik Jenazah 7 Jenderal di Lubang Buaya Korban G30S PKI Dievakuasi
PKH berganti nama menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Semakin hari jumlah anggota PKI semakin bertambah besar yang membuat mereka semakin percaya diri.
Akhirnya pada tahun 1926 mereka kembali melakukan kerusuhan.
Dari sanalah kisah kelam Indonesia terus berlanjut hingga terjadi sebuah peristiwa besar yang menewaskan banyak pejuang yang dikenal dengan peristiwa G30S PKI.***