DESKJABAR - Bencana yang berlawanan di waktu bersamaan membuktikan fase musim tradisional sudah bergeser tak karuan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat fenomena bencana yang berlawanan dalam waktu bersamaan di tingkat global dirasakan juga di skala nasional di Indonesia.
Akibat fase musim tradisional yang bergeser dan mengakibatkan bencana berlawanan tersebut membuat BNPB lebih waspada.
Baca Juga: TAHAJJUD Tidak Harus 8 Rakaat, Tapi Cukup Seperti Ini, Kata Syekh Ali Jaber Jadi Ahli Tahajjud
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, BNPB mengawasi lebih intens kejadian bencana di Indonesia.
Fase musim tradisional yang bergeser memerlukan upaya mitigasi yang lebih besar demi mengurangi dampak kejadian bencana.
Bencana berlawanan berarti ada fenomena alam berlawanan di lokasi yang sebenarnya tidak jauh dalam waktu yang berlawanan. Ini terjadi dalam kurun satu bulan terakhir.
Baca Juga: KARIR FERDY SAMBO BERAKHIR SUDAH !!
Misalnya di sebagian daratan Cina, terjadi kekeringan di Sungai Kuning dan beberapa daerah aliran sungai (DAS) lainnya juga terjadi gelombang panas. Namun di negara tetangganya Korea Selatan malah dilanda banjir besar.
Hal itu juga terjadi di Indonesia, misalnya pada bulan September ini, kata Abdul, di Provinsi Aceh terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Namun, di posisi yang sama, dilayah tersebut juga mengalami banjir.