Menurut Wakil Dekan 3 Bidang Kerja Sama dan Publikasi FKH Unair itu, adanya PMK sangat merugikan secara ekonomi.
Misalnya, jika penyakit tersebut menyerang sapi perah, maka produksi susu akan menurun drastis, sehingga masyarakat akan rugi banyak.
"Kemudian, saat menyerang sapi maka akan terjadi kesulitan makan dan menyebabkan kekurusan. Dampaknya nilai jual jatuh," tuturnya.
Namun demikian, virus PMK merupakan suatu virus jika menyerang hewan sapi, dapat sembuh sendiri, yakni saat hari ke-14 sampai 21 terlewati akan terjadi tingkat kebaikan kesembuhan.
"Sudah sembuh sudah membaik. Jadi, tingkat mortalitas sangat rendah untuk sapi dewasa," katanya.
Baca Juga: Bobotoh Berduka, The Jakmania Ucapkan Bela Sungakwa : Jangan Ada Lagi Korban Jiwa Karena Sepak Bola
Tingkat mortalitasnya (kematian) sangat tinggi mencapai 50-60 persen, seandainya jika PMK menyerang anak sapi yang usianya enam bulan.
"Ini disebabkan karena virus pada anak sapi tidak hanya menyerang teracak kaki, tetapi mampu menembus miokardium otot jantung dari anak sapi, sehingga jika anak sapi mati terdapat bercak pada jantungnya," tuturnya
Dalam penanganannya, meskipun PMK masih menjadi kajian berbagai pihak, namun Prof. Mustofa menilai ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu membuat vaksin dari isolat lokal dan menggunakan desinfektan terhadap hewan terjangkit.