Inilah Pidato Nadiem Makarim pada Peringatan Hari Guru Nasional

- 25 November 2021, 12:08 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. /Pikiran Rakyat
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. /Pikiran Rakyat /


DESKJABAR
–  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan pidato dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada Kamis 25 November 2021.

Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, tidak mengurangi rasa antusias untuk menyemarakan Hari Guru Nasional 25 November 2021 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dalam pidatonya Nadiem Makarim menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada guru se-Indonesia, yang tetap bersemangat, penuh kesabaran dalam menjalankan pembelajaran meskipun dalam segala keterbatasan.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Tuyul Tidak Mampu Mencuri Uang di ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini

Dilansir DeskJabar.com dari laman kemdikbud.go.id, berikut adalah teks pidato dari Nadiem Makarim ;

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om Swatiastu, Namo Buddhaya, Rahayu,

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua, Ibu dan Bapak guru yang saya hormati dan banggakan,

Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan dan terpukul secara batin.

Baca Juga: Resmi, Kode Redeem FF Hari Ini, Ayo Buruan Kak Klaim, MP5 Blood Red, Pharaoh Weapon, Diamond, Gratis Garena FF

Baca Juga: Wajib Tahu Ya, Inilah 5 Jenis Makanan yang Sangat Disukai oleh Para Jin

Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal. Guru mau tidak mau menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan.

Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa ‘makan’.

Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang termotivasi. Tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira. Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata ‘putus asa’.

Baca Juga: Ingin Awet Muda dan Sehat, Ternyata Murah Hanya Rp10ribu Saja, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Baca Juga: Ternyata Menu Paling Sehat di Dunia Itu Makanan Khas Masyarakat Indonesia, Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Saat sarapan dengan mereka, saya mendengarkan terobosan-terobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok untuk mereka. Dengan penuh percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka.

Disitulah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru menyalakan obor perubahan. Guru-guru se- Indonesia menginginkan perubahan, dan kami mendengar.

Guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi. Guru se-Indonesia menginginkan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis. Guru se-Indonesia menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat yang berbeda-beda.

Baca Juga: Bocah 10 Tahun Warga Bandung Barat Tertembak Peluru Nyasar, Begini Kondisinya Sekarang

Baca Juga: Ingat Ya, Jangan Tanam 4 Jenis Tanaman Ini di Halaman Rumah, Salah Satunya Pohon Pisang

Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia menginginkan kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman.

Sejak pertama kali kami cetuskan, sekarang Merdeka Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan. Contohnya penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran.

Gerakan ini makin kuat karena ujian yang kita hadapi bersama. Gerakan ini tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan anak bangsa.

Baca Juga: YOSEF Diperiksa Polda Jabar, Akankah Bercak Darah di Jaket, Kancing dan Celana Bisa Ungkap Kasus Subang?

Baca Juga: Cara Melihat Orang yang Memakai Ilmu Pelet, Inilah Ciri-cirinya

Karena itulah, saya tidak akan meyerah untuk memperjuangkan Merdeka Belajar, demi kehidupan dan masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda.

Salam Merdeka Belajar.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Om Shanti, shanti, shanti om, Namo buddhaya,

Jakarta, 25 November 2021

Nadiem Anwar Makarim.

Itulah isi pidato yang disampaikan Nadiem Makarim dalam memperingati Hari Guru Nasional tanggal 25 November 2021. ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: www.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x