Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Melalui Bandung Disebarkan ke Tanah Air dan Dunia

- 17 Agustus 2021, 05:34 WIB
Adegan orang-orang Kantor PTT dan Radio Bandung (RRI) bertemu di Gedung PTT, terkait Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, dalam film Bandung Lautan Api produksi Kodam Siliwangi tahun 1974.
Adegan orang-orang Kantor PTT dan Radio Bandung (RRI) bertemu di Gedung PTT, terkait Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, dalam film Bandung Lautan Api produksi Kodam Siliwangi tahun 1974. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kota Bandung memiliki catatan penting dalam sejarah penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, melalui Bandung disebarkan ke seluruh Tanah Air dan dunia, pada hari yang sama dimana teks dibacakan di Jakarta oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Adalah Republik Indonesia (RRI) di Bandung dan gedung PTT Bandung sebagai pelaku penyebaran pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Catatan sejarah penyebaran informasi Kemerdekaan Indonesia dari Bandung, dikutip DeskJabar, Selasa, 17 Agustus 2021, dari arsip yang tersimpan di RRI Bandung, pelaku sejarah, dan buku Tanpa Pamrih Kupertahankan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang ditulis Kol. Purn. TNI Mohamad Rivai.

Baca Juga: HUT RI, Pengibaran Bendera Indonesia Merah Putih Pertama Kali Bukan pada 17 Agustus 1945

Kota Bandung pula, melalui Kantor PTT (Pos, Telepon, dan  Telegrap) Bandung merupakan yang pertama menerima informasi Kemerdekaan Indonesia sejak pagi hari.

Sutoko selaku pegawai di Gedung PTT Bandung memerintahkan disebarkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh Kantor PTT di Indonesia.

Ada pun penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dunia dilakukan melalui RRI Bandung pada 17 Agustus 1945 malam hari.

Catatan sejarah

Adalah dua nama diantara sejumlah orang penting dalam disiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dunia dari Bandung, yaitu Sakti Alamsyah dan Brotokusumo pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Badan Bentukan Jepang Yang Berdiri Pada 1 Maret 1945, Menjelang Pembentukan Negara Indonesia dan Proklamasi

Sakti Alamsyah
Sakti Alamsyah Dok [email protected]

Sakti Alamsyah saat itu merupakan penyiar Radio Republik Indonesia (RRI), merupakan pembaca naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan ke dunia.

Sedangkan Brotokusumo adalah teknisi saat disiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dunia melalui pemancar di Dayeuhkolot Bandung.

Brotokusumo saat itu adalah teknisi Stasiun Radio Jepang, Bandoeng Hoso Kyoku (eks NIROM Belanda) di Tegallega Bandung, kini menjadi Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung.

“Kemerdekaan Indonesia disiarkan ke dunia dari Bandung melalui siaran radio pada 17 Agustus 1945, bukan di Jakarta sebagai tempat pembacaan proklamasi oleh duet Soekarno-Mohammad Hatta,” tegas Brotokusumo ketika usianya 93 tahun, terakhir ditemui DeskJabar (masih wartawan Pikiran Rakyat edisi cetak), di kantornya di Jalan Sabang Bandung pada 12 Agustus 2016.

Baca Juga: Soekarno Hatta Diculik ke Rengasdengklok sebelum Membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan RI

Saat itu, DeskJabar berkunjung ke Brotokusumo, bersama Kepala Seksi Pengembangan Berita Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Budi Suwarno.

Rekaman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Sakti Alamsyah tersebut, tersimpan di kantor RRI Bandung Jalan Diponegoro Bandung penanggungjawabnya saat itu adalah Budi Suwarno.

Brotokusumo mengatakan, pembacaan siaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan di Gedung Bandoeng Hoso Kyoku Tegallega Bandung.

Siaran tersebut dipancarkan ke dunia melalui antena pemancar di Dayeuhkolot Bandung, di mana Brotokusumo menjadi teknisinya.

Brotokusumo, dok Kodar Solihat/DeskJabar
Brotokusumo, dok Kodar Solihat/DeskJabar

Baca Juga: Menyimak Sejarah Gapura Agustusan Saat Merayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-76

Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, kata Brotokusumo, dibacakan oleh Sakti Alamsyah pada malam hari pukul 19.00. Yang dibacakan, adalah salinan tulisan tangan teks proklamasi yang dibawa rekan-rekannya dari Jakarta.

Berikutnya, berita proklamasi tersebut kemudian disusul disiarkan pula oleh teman-teman sesama penyiar lainnya, misalnya Ny. Odas Somadilaga dalam Bahasa Sunda, juga yang lainnya dalam Bahasa Inggris, Bahasa Tionghoa, dan Bahasa Urdu (Bahasa India).

Menurut Brotokusumo, walaupun saat itu masih bernama Bandoeng Hoso Kyoku, tetapi dalam siarannya Sakti Alamsyah sudah menyebutkan Siaran Radio Republik Indonesia (RRI). (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah