Tokoh Papua John Giscard Menyayangkan Adanya Surat Gembala dari Dewan Gereja Papua

- 3 Juli 2021, 18:32 WIB
John Giscard tokoh agama, mantan Pastor, salah satu tokoh Papua juga sebagai peneliti, di Jakarta Jumat 2 Juli 2021.
John Giscard tokoh agama, mantan Pastor, salah satu tokoh Papua juga sebagai peneliti, di Jakarta Jumat 2 Juli 2021. /dok pribadi

DESKJABAR- Misi semua agama di dunia ini adalah membangun kedamaian menghormati nilai nilai universal kemanusiaan, itu diajarkan disampaikan pada ummat setiap agama.

Sama halnya dengan agama kristen sebagaimana nilai nilai Yesus dengan cinta kasihnya memerintahkan ummatnya untuk saling mencintai dan mengasihi bukan untuk bermusuhan apalagi berperang saling melukai satu sama lain.

Demikian sekelumit pembahasan dalam diskusi kecil bersama John Giscard tokoh agama, mantan Pastor, salah satu tokoh Papua juga sebagai peneliti, di Jakarta Jumat 2 Juli 2021.

Baca Juga: Pemilihan Artis Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua 2021 Menuai Protes, Menpora Turun Tangan

Dosen di Universitas Multimedia Nusantara Tangerang "UMN" ini menyatakan dari misi Agama Kristen yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusian yang universal untuk mewujudkan kedamaian di dunia, sangat menggelitik ada yang aneh dengan Surat Gembala yang dikeluarkan Dewan Gereja Papua.

Dinilai kontradiktif dengan kandungan nilai nilai kristen mewujudkan kedamaian dengan cinta kasih. Justru dengan adanya Surat Gembala tersebut diduga akan memprovokasi dan merusak kedamaian dan kesakralan gereja dan nilai nilai kristiani tentunya bertolak belakang dengan ajaran Yesus Keristus mewujudkan kedamaian dan cinta kasih sesama.

Menurut John Giscard, Kurang apalagi perhatian dari pemerintah pusat pembangunan terus berjalan di Papua, tujuan pemerintah memiliki esensi yang sama dengan nilai nilai kristiani adalah memanusiakan manusia menjunjung tinggi nilai nilai kemanusian.
"Marilah kita jaga kesakralan gereja jangan diseret seret oleh kepentingan politik apalagi dimanfaatkan pada konflik di Papua untuk kepentingan OPM, kasihan kedamaian dan ketenangan ummat keristen menjadi buyar," katanya seperti dikutip dalam rilisnya yang dikirim kebeberapa awak media, Sabtu 3 Juli 2021.

Menurut tokoh Papua ini, kalau bicara sejarah Papua sudah final bahwa peralihan dalam jajak pendapat irian barat kembali pada pangkuan NKRI waktu Presiden Soekarno itu sudah sah secara hukum internasional dan disetujui PBB bahwa bumi Papua adalah bagian dari NKRI.

Kedepannya lebih baik kita bangun Papua, dengan memajukan sumber daya manusia anak anak Papua. Kita isi dan kawal pembangunan memajukan Papua tidak terlepas dari akar budaya Papua sebagai kekuatan utama seluruh masyarakat Papua. Menjaga tradisi nilai nilai budaya Papua tentunya merupakan komitmen pemerintah pusat sebagai bukti bahwa Papua merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terlepas dari budaya Nusantara.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah