Fahri Hamzah Soal Hasil Tes Pegawai KPK: Otot Kalian Sudah Gak Kuat, Kasih Kesempatan Generasi Baru

- 1 Juni 2021, 01:31 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah /DeskJabar/Twitter @Fahrihamzah /

DESKJABAR – Polemik 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dan hingga kini masih menimbulkan pro dan kontra, telah mendorong Fahri Hamzah menuliskan pandangannya tentang masalah itu.

Dalam akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah yang diunggah Senin 31 Mei 2021, Fahri menyoroti reaksi para pegawai KPK yang menurutnya berlebihan. Dirinya menyarankan agar introspeksi.

"Ada masa kita harus tahu diri, cukuplah. Kasih kesempatan generasi baru. Kita sudah tua. Otot kalian sudah gak kuat. Kalau mau berpolitik ada 3 medan baru: LSM, Media dan Parpol", katanya.

Baca Juga: MAKIN SERU!, Roy Suryo Siapkan Saksi Hadapi Perseteruan dengan Aktor Lucky Alamsyah

Berikut tulisan Fahri Hamzah selengkapnya yang diunggah dalam beberapa bagian secara berurutan di akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah, Senin 31 Mei 2021:

Otak BESAR bicarakan IDE.
Otak SEDANG bicarakan PERISTIWA.
Otak KECIL bicarakan ORANG. (Eleanor Roosevelt)

Bereaksi berlebihan membuat kalian katahuan bahwa selama ini memang lembaga penegak hukum itu telah lama menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan.Trus kami rakyat hanya disuguhi opera sabun. Masalah tidak selesai tapi tetap harus tepuk tangan.

Dulu, saya sampai marah kayak orang gila ngingatin kalian. Tapi ampun deh, lagi banyak yang tepuk tangan semua dianggap lawan kalau berbeda pandangan.
Sikat aja semua seolah dunia milik kalian saja sendiri. Negara hukum ini ada dasarnya. Kalian gak mau denger.

Sekarang, tiba masanya berakhir. Introspeksilah kawan. Ada masa kita harus tau diri, cukuplah. Kasi kesempatan generasi baru. Kita sudah tua.
Otot kalian sudah gak kuat. Otak kalian sudah gak mampu di medan itu. Kalau mau berpolitik ada 3 medan baru: LSM, Media dan Parpol.

Ada tempat bagi pribadi-pribadi kayak kalian yang gak mau diatur dan tidak suka dikangkangi aturan, ingin bebas dan energinya besar.
Jadilah politisi di dunia bebas merdeka; jadi aktifis, bisnis atau politisi. Lebih cocok karena dunianya adalah dunia persaingan, tidak teratur.

Baca Juga: Cinta Laura Dipercaya Sandiaga Uno Promosikan Desa Wisata Cibuntu ke Level Internasional

Di dunia politik orang bersaing untuk menang kadang aturan nomor belakang. Di dunia penegak hukum kita tidak harus menang sebab yg penting tegakkan aturan.
Kadang, di dunia penegakan hukum kita mengakui salah, mengakui gagal temukan alat bukti dan kita keluarkan SP3.

Aturan-aturan baru semacam SP3 inilah yang kalian tolak. Kalian anggap kalian pasti benar, kalian pasti menang.Bahkan kalian berprinsip kalian tidak saja harus menang tapi yang lain harus kalah dan hancur. Inilah yang tidak lumrah di dunia hukum. Ini lumrah di dunia politik.

Cukuplah kawan. Jangan berpikir “harus ada kami” - tidak harus. Semua akan berjalan baik-baik saja. Tidak harus ada kita. Tidak harus kita. Jangan sombong seolah negeri ini akan hancur kalau kita tidak ada. Dunia ini milyaran tahun umurnya. Ribuan tahun yg ditulis sejarah
ya.

Ucapkan selamat datang kepada generasi baru. Hentikan berpolitik di lembaga penegakan hukum.
Arah Baru penegakan hukum adalah hukum yang terbuka, transparan, imparsial dan bekerja dengan kaedah dan filsafat hukum itu sendiri. Selamat menempuh hidup baru”.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x