Sikapi Bipang Ambawang, Roy Suryo: Istana Perlu Introspeksi Ambyar..!

- 9 Mei 2021, 20:52 WIB
Roy Suryo
Roy Suryo /DeskJabar/Twitter @KRMTRoySuryo2/

DESKJABAR – Polemik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Bipang Ambawang masih terus bergulir. Hingga Minggu 9 Mei 2021 malam, kelompok pro dan kontra masih saling berbalas pantun di jagat maya.

Roy Suryo, pakar telemetika dan informatika tanah air yang biasanya berkomentar langsung menusuk ke jantungnya benar, kali ini mencoba bijak. Ia tidak terlalu mempermasalahkan apa yang dikatakan Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang.

Dalam akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2, mantan Menpora di era Presiden SBY ini mengajak semua memaafkan Presiden Jokowi karena menurutnya Presiden hanya membacakan teks. Roy Suryo lebih menyoroti kinerja para pembantu Presiden yang ada di Istana.

Baca Juga: NGANTEURAN: Tradisi Lebaran Idul Fitri di Jawa Barat yang Tergerus Waktu dan Tergilas Zaman

“Meski saya tetap mengajak kita semua "Memaafkan Presiden" yg karena hanya baca teks & Mengapresiasi "Pasang Badan" yg disampaikan MenDag M. Luthfi (selaku Penanggungjawab Acara saat Rekaman tsb dibuat).Namun bagaimanapun juga Istana perlu introspeksi hal2 sensitif spt ini. AMBYAR”,  kata Roy Suryo dalam akun Twitternya @KRMTRoySuryo2 pada Minggu 9 Mei 2021 malam.

Sehari sebelumnya yaitu Sabtu 8 Mei 2021, di akun Twitter milik pribadinya yang sama, @KRMTRoySuryo2, Roy Suryo juga mengajak semua netizen, khususnya para followernya di Twitter untuk memaafkan Presiden Jokowi.

“......Sudahlah, ini bulan baik, Maafkan saja Presiden yg juga manusia biasa karena hanya membaca Teks yg sdh disiapkan.Tapi ini harus jadi Evaluasi Tim Istana”, cuitnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu, Presiden Jokowi merilis video bertema lebaran yang merekomendasikan sejumlah kuliner unggulan  khas Nusantara dan membikin heboh jagat maya.

Baca Juga: Posko THR Terima 1.176 Pengaduan Tunjangan Hari Raya Lebaran 2021

"Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, Bipang Ambawang Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai rumah," ujar Jokowi dalam video yang beredar di media sosial.

Nah, Bipang Ambawang makanan khas Kalimantan  itulah yang ramai jadi pergunjingan netizen. Pasalnya, selain diucapkan dengan tema lebaran, ternyata Bipang Ambawang itu merupakan singkatan dari babi panggang (Bipang) yang sangat diharamkan oleh umat muslim

Kemarin, Sabtu 8 Mei 2021, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengklarifikasi pernyataan Presiden Jokowi yang membuat heboh itu. Ia menjelaskan,  pernyataan Presiden di video disampaikan dalam rangka peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan.

"Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang sangat beragam, tentu kuliner tersebut dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula," ujar Mendag Lutfi.

Baca Juga: Ngabedahkeun Balong, Tradisi Persiapan Makan Ikan Saat Lebaran di Jawa Barat Menjadi Kenangan Keceriaan

Mendag Luthfi menjelaskan terdapat beragam produk kuliner yang disukai oleh berbagai kelompok masyarakat. Dia mengajak masyarakat untuk turut mempromosikan kuliner nusantara.

"Tentu kuliner tersebut dikonsumsi, disukai dan dicintai oleh berbagai kelompok masyarakat yang juga beragam. Mari kita bangga dan promosikan kuliner nusantara yang beragam, sehingga bisa menggerakkan ekonomi terutama UMKM," tutur Mendag Lutfi.

Namun Kemendag, kata Lutfi, selaku penanggungjawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia meminta maaf jika pernyataan Presiden menyebabkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

"Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar Mendag Lutfi.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah