BMKG Waspadai Pantai Selatan Jawa dari Ancaman Gelombang 4 Meter Hingga Tsunami dengan Ketinggian 10 Meter

7 Agustus 2023, 14:34 WIB
BMKG ingatkan perlunya kewaspadaan masyarakat pesisir terutama di Pantai Selatan Pulau Jawa dari ancaman gelombang ketinggian 4 meter hingga ancaman tsunami setinggi 10 meter. /Pixabay @dimitrisvetsikas1969/

 

DESKJABAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG telah mengeluarkan peringatan kepada masyaralat pesisir di wilayah Indonesia, khususnya di pantai selatan  Jawa akan ancaman gelombang dengan ketinggian hingga mencapai 4 meter pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2023.

Parahnya lagi, sebelumnya BMKG juga sudah memperingatkan akan ancaman munculnya gelombang tsunami yang bisa mencapai ketinggian 10 meter di pantai selatan Jawa, termasuk di selatan Jawa Barat.

Baca Juga: KASUS Subang 2021 Terkini, Hari Ini Polda Jabar Periksa 2 Saksi, di Polsek Jalancagak Ada Bukti CCTV Baru

Ketinggian gelombang di sejmlah pesisir di wilayah Indonesia cukup bervariasi dari ketinggian 1 meter hingga tertinggi setinggi 4 meter di beberapa wilayah pesisir di Indonesia. Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat di pesisir untuk waspada dalam menjalankan aktifitasnya di pantai dan laut.

Sedangkan ancaman terjadinya gelombang tsunami setinggi 10 meter di pantai selatan Jawa bisa terjadi, jika terjadi gempa bumi berkekuatan magnitude 6,6 akibat pergeseran di Sesar Opak di Yogjakarta.

Masyarakat Pesisir Diminta Waspadai Gelombang 4 Meter

Mengutip dari kantor berita Antara Senin 7 Agustus 2023, BMKG meminta masyarakat pesisir di seluruh wilayah di Indonesia untuk mewaspadai terjadinya gelombang tinggi yang memiliki ketinggian hingga 4 meter yang akan terjadi pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2023, terutama di pantai selatan Jawa.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin 7 Agustus 2023.

Peluang terjadinya peningkatan tinggi gelombang diakibatkan oleh pola angina di wilayah Indonesia yang sedang terjadi saat ini. Tinggi gelombang yang akan terjadi cukup bervariasi di sejumlah wilayah mulai dari ketinggian gelombang 1,5 meter hingga 4 meter.

Kewaspadaan terutama di tujukan di sejumlah wilayah pesisir yang akan mengalami gelombang dengan ketinggian hingga 4 meter.

Baca Juga: JIKA Tol Getaci Rampung, Bandung ke Ciamis hanya 1 Jam, Lalu Seberapa Cepat dari Bandung Hingga Yogjakarta?

Gelombang hingga ketinggian 4 meter itu kemungkinan akan terjadi di Selat Sunda bagian barat dan selatan perairan selatan Pulau Jaw,a hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali, Lombok, Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa-Nusa Tenggara Timur, perairan selatan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua Barat.

Di wilayah-wilayah ini diprakirakan tinggi gelombang akan mengalami peningkatan menjadi 2,5 meter hingga ketinggian 4 meter.

Sedangkan prakiraan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter akan muncul di Selat Karimata bagian selatan, perairan utara Jawa Timur-Kepulauan Kangean, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa, perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan-tengah, Laut Bali-Laut Sumbawa.

Ancaman Tsunami Setinggi 10 Meter

Sebelumnya pada 3 Agustus 2023, BMKG melalui Kepala BMKG Dwikora Karnawati memberikan keterangan resmi mengenai ancaman tsunami dengan ketinggian 8 hingga 10 meter, yang terutama terjadi di selatan Pulau Jawa.

Dwikora memaparkan, ancaman tsunami setinggi 10 meter tersebut diperkirakan akan menjerjang pantai selatan Jawa, jika terjadi gempa bumi berkekuatan magnitude 6,6 akibat terjadinya persegesar di Sesar Opak Yogjakarta.

Ancaman tsunami juga tidak hanya akibat pergeseran di Sesar Opak, tetapi juga sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa yang masih terus aktif.

Baca Juga: Penampakan YANA MULYANA, Wali Kota Bandung Nonaktif di Pengadilan Tipikor Bandung Hari Ini, Tampak Kurusan

Menurut Dwikora, saat ini Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan dan terbilang masih aktif.

"Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," tambahnya.

Dwikora mengakui, saat ini mulai terlihat adanya peningkatan aktifitas di Sesar Opak, salah satunya dengan terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitude 6,0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 lalu.

Gempa di Bantul tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan, karena salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di kawasan Bantul.

Menurutnya, peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Untuk itu, lanjutnya, kesiapsiagaan masyarakat harus terus dijaga.

Salah satunya adalah dengan terus melakukan pelatihan kebencanaan yang berkelanjutan kepada masyarakat di sekitar Bantul dan Yogjakarta. ***

Ingin mengetahui berita tentang fenomena alam lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler