Detik Detik Jenazah 7 Jenderal di Lubang Buaya Korban G30S PKI Dievakuasi

24 September 2022, 06:34 WIB
Monumen 7 Jenderal di Lubang Buaya. /Instagram @feb.umi.makassar/

 

DESKJABAR - Mengenang Gestapu atau gerakan G/30/S/PKI yaitu penculikan 7 Jenderal.

Ke-7 Jenderal terbaik TNI menjadi korban kekejaman paham komunis.

Jasad ke-7 Jenderal yang dikubur oleh PKI di Lubang Buaya itu kemudian dijadikan sebagai Pahlawan Revolusi.

Detik detik pengangkatan ke-7 Jenderal di sumur tua di Kampung Lubang Buaya Jakarta.

Pada 2 Oktober 1965 saat dilakukan pencarian ke- 7 jenderal yang hilang di daerah Halim ditemukan seorang agen polisi.

Baca Juga: Pengadilan Tipikor Bandung Vonis Ade Yasin Bupati Bogor Nonaktif 4 Tahun Penjara, Pengacara Nyatakan Banding

Posisi agen polisi itu berada di bawah kolong truk yang ditemukan oleh resimen Tjakrabirawa di bawah Pimpinan Kapten Eko.

Agen polisi itu bernama Sukitman dan ditemukan oleh resimen Tjakrabirawa.

Saat itu resimen Tjakrabirawa ini dengan pasukan RPKAD sedang mencari.ke-7 jenderal hilang.

Bahkan mengejar pasukan penculik yang telah kabur.

"Pasukan penculik itu diketahui ada oknum Tjakrabirawa yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut," kata Adi Channel di kanal YouTubenya.

Baca Juga: Link Streaming Preman Pensiun 6 hari ini Episode 26 RCTI, Remon Marah Langsung Terjun, Didu Rebut Parkiran

Sukitman dibawa ke markas Tjakrabirawa, yang waktu itu berada di sebelah Istana Merdeka.

Sukitman diperiksa dan diinterogasi Letnan Kolonel Ali Abram perwira intelijen Resimen Tjakrabirawa.

Penemuan jenazah ke-7 tidak lepas dari peran dan kesaksian agen polisi Sukitman.

Sukitman sebagai saksi kunci dan korban penculikan yang selamat dalam peristiwa itu.

Saat itu Sukitman menceritakan, tugas patroli di sekitar Jalan Iskandarsyah untuk mengamankan situasi sekitar.

Baca Juga: Kembali Memanas! Tasyi Athasyia dan Suami Kembali Unggah Video Klarifikasi, Dirinya Mendapat Banyak Fitnah

"Yaitu di hari Kamis malam 30 September 1965, " kata Adi.

Saat itu adalah persiapan kedatangan tamu negara yang rakan menghadiri hari ulang tahun TNI 5 Oktober 1965.

Di Minggu 3 Oktober 1965 Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa Mauli Saelan dan Letnan Kolonel Ali Abram mulai melakukan pencarian.

Lokasi yang dipusatkan di Kampung Lubang Buaya sesuai yang disebutkan Sukitman.

Saat penggalian sumur yang ditimbun sampah dedaunan, potongan kayu dan batang pohon pisang.

"Ini meyakinkan pihak militer kalau sumur itu memang lokasi yang mereka cari-cari," cetus Adi.

Saat hari jelang petang di kedalaman 7-8 m mulai dirasakan tercium bau anyir yang sangat menyengat.

Jelang tanggal 4 Oktober, di kedalaman 10-12 meter Suparyono salah seorang warga yang sejak awal membantu penggalian menemukan kaki manusia yang menjungkit ke atas.

Suparyono pingsan dan ditarik ke atas akibat bau busuk yang sangat menyengat dan kondisi yang sudah tak memungkinkan.

Selain itu penggalian pun dihentikan sementara dan itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dinihari 4 Oktober 1965.

Agar proses pengangkatan jenazah dapat dilanjutkan Kostrad minta bantuan Korps Komando Pasukan Elit Kompi lntai amfibi atau yang disingkat Kipam.

Di pagi hari, Senin 4 Oktober 1965 proses pengangkatan jenazah kembali dilakukan dengan menggunakan alat bantu menyelam dan oksigen.

Sebelumnya pasukan elit Kipam yang sudah hadir sejak subuh, dicegah untuk masuk ke area Lubang Buaya.

"Mereka baru bisa masuk setelah Mayjen Soeharto dan petinggi petinggi lainnya tiba di Lubang Buaya," kata Adi

Tengah hari atau pukul 12.05 WIB penggalian mulai menemukan hasil.

Jenazah yang ada paling atas berhasil diangkat dan itu adalah jasad Letnan Satu Piere Tendean ajudan muda Jendral Abdul Haris Nasution.

Saat proses pengangkatan jenazah selanjutnya sempat mengalami kesulitan karena jenazahnya terjepit oleh jenazah lainnya.

"Maka dua jenazah itu diikat secara terpisah lalu kemudian ditarik secara bersamaan," ucap Adi.

Dua jenazah itu adalah Mayor Jenderal S Parman dan Mayor Jenderal Suprapto.

Pengangkatan selanjutnya mengalami hal sama dan dilakukanlah hal yang sama pula.

Kedua jenazah itu adalah Mayor Jenderal M.T Haryono dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Tepat pukul 13.30 WIB siang, jenazah ke-6 akhirnya berhasil diangkat, yaitu jenazah Letnan Ahmad Yani.

Setelah berhasil mengangkat lima dari enam Jenderal yang hilang para penyelam mulai kelelahan.

Bahkan ada anggota Kipam keracunan maka Komandan Kipam Kapten Kaka Winanto pun turun tangan untuk menemukan satu jenazah lagi.

Jenazah terakhir pun berhasil diangkat yaitu jenazah Brigadir Jenderal D.I Panjaitan.

"Dengan demikian ke-7 perwira berhasil ditemukan seluruhnya," tutur Adi.

Bertepatan di tanggal 5 Oktober 1965 atau HUT ke-20 ABRI ke-20, mereka dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.

Itulah detik detik pengangkatan ke-7 Jenderal yang diungkap dan diunggah di kanal YouTube Andi Chanel, judul BAGAIMANA BISA DITEMUKAN?/ BEGINI DETIK DETIK PENEMUAN PARA JENDERAL DI..,.rilis 8 Januari 2022/G30S.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: youtube Adi Channel

Tags

Terkini

Terpopuler