Mahfud MD BONGKAR Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Bawa KOMPOLNAS Bela Kebohongan Putri Candrawathi

13 Agustus 2022, 22:15 WIB
Irjen Pol Ferdy Sambo tersangka kasus penembakan Brigadir J di rumah Dinas nomor 46, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Diduga Ferdy Sambo sebagai otak penembakan terhadap Brigadir J hingga tewas /pikiran-rakyat.com

DESKJABAR - Usai Ferdy Sambo memberikan keterangan perdana pada Polri, Mahfud MD bongkar kebohongan Sambo dan Putri Candrawathi.

Mahfud MD menyebut ada keterlibatan Kompolnas dalam kebohongan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Keterlibatan seperti apa?

Rupanya, ada indikasi Ferdy Sambo melakukan upaya prakondisi kepada Kompolnas, membuat seolah-olah dirinya sebagai orang yang teraniaya karena Putri Candrawathi dilecehkan.

Baca Juga: Siapa Penasihat Kapolri Diduga Terlibat Skenario Penembakan Brigadir J? Ini Profil dan Biodata Fahmi Alamsyah

Mahfud MD mengungkapkan dugaan adanya 'jebakan psikologi' oleh Ferdy Sambo guna mendukung skenario tembak-menembak.

“Satu ke Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional), Hari Senin Kompolnas diundang Ferdy Sambo ke kantornya. Hanya untuk apa? Hanya untuk nangis-nangis di depan Kompolnas,” kata Mahfud MD dikutip Desk Jabar dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Mahfud MD kemudian mengungkapkan dua orang lainnya yang tidak disebutkan, yang juga mendapat perlakuan yang sama.

Baca Juga: RESMI Tidak Ada Pelecehan Seksual dalam Kasus Brigadir J, Putri Candrawathi Terancam Hukuman Pidana?

“Saya (Ferdy Sambo) teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ saya tembak habis dia katanya git. Yang dari Kompolnas Mbak Poengky,” kata Mahfud MD.

Tidak hanya Poengky Indarti, menurut Mahfud MD sejumlah pejabat lainnya juga dipanggil Sambo untuk mendengarkan tangisan dan sudah dirancang agar mereka percaya.

Dugaan Pelecehan Tidak Terbukti

Seperti yang sudah diberitakan, kasus Brigadir J dilaporkan Putri Candrawati adanya dugaan pelecehan seksual dan percobaan pembunuhan.

Laporan dugaan tersebut dilaporkan PC dalam Laporan Polisi Nomor 1630/B/VII/2022/SPKT Polres Metro Jakarta Selatan pada tanggal 9 Juli 2022.

Waktu kejadian itu dilaporkan pada Jumat 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB.

Pihak terlapor sekaligus korban adalah Putri Candrawathi, sedangkan terlapornya Brigadir J.

Baca Juga: DENDAM jadi Motif Ferdy Sambo dalam Kasus Brigadir J? Ajudan Cepu Bongkar Hubungan Gelap dan Judi Sambo

Kemudian laporan kedua yakni tentang dugaan percobaan pembunuhan sebagaimana dalam pasal 338 junto Pasal 53 KUHP dengan pelapor Briptu Marten Gabe.

Sedangkan korban adalah Bharada E dan terlapornya Brigadir J.

Saat itu dilaporkan bahwa Putri Candrawathi teriak dari kamar sehingga membuat ajudan lainnya, termasuk Bharada E dan saksi yang berada di lantai dua terkejut.

Bharada E yang berada 10 meter dari bibir pintu kamar Putri Candrawathi dikejutkan dengan sosok Brigadir J yang keluar dari sana sambil membawa senjata.

Baca Juga: Bingung dengan Motif Ferdy Sambo dalam Kasus Penembakan Brigadir J, Ayah Yosua : Jangan Ada yang Ditutupin

Bukannya menjawab pertanyaan Bharada E, Brigadir J malah melepaskan tembakan ke arahnya.

Selanjutnya, disebutkan terjadi tembak-menembak antara Brigadir J dengan Bharada E.

Namun, seiring perkembangan waktu dan hasil penyelidikan Tim Khusus Polri, terbukti hal itu hanya skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo untuk menutupi kematian Brigadir J.


Motif Sambo bunuh Brigadir J

Motif Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, baik Polri, Mahfud MD dan tim penyidik seolah menutup rapat-rapat motif sebenarnya.

“Dua motivasi, pertama skuad lama itu iri hati kepada almarhum ini karena ini anak yang lebih disayang. Kedua, ada dugaan yang disebut tadi, yang diduga pelakunya adalah si Bapak, dugaan ada perempuan lain yang katanya cantik-cantik,” ungkap Kamaruddin Simanjuntak dalam YouTube metrotv dalam acara bertajuk HOTROOM.

Selain itu, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap ada dugaan penyiksaan yang terjadi sebelum akhirnya dia ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo.

“Ada informasi masuk ke saya, sebelum masuk ke Duren Tiga ini dibawa dulu ke Paminal Mabes Polri. Almarhum ini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin meminta CCTV di Mabes Polri untuk segera diperiksa.

“Jadi dia disiksa untuk mendapatkan pengakuan. Sampai semua membuka handphone-nya. Itu makanya handphone-nya itu sejak 16.25 itu masih read, sejak itu sudah dimatikan semua,” katanya.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut tidak ada keterangan saksi yang mengarah ke sana.

Hal tersebut berdasarkan hasil keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangan.

“Dari hasil keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangan termasuk yang 31 orang yang sudah dimintai keterangan oleh Itsus, tidak ada yang mengarah ke sana,” ungkap Dedi.***

Editor: Ririn Fitri Astuti

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler