DETIK DETIK Pertanda Buruk Semeru Erupsi di Akhir Tahun 2021, Benarkah akan Diikuti Letusan Lainnya

15 Desember 2021, 07:59 WIB
Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur mengakibatkan 22 orang meninggal dunia akibat terkena awan panas. /Antara

DESKJABAR - Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 dimata sejumlah paranormal dan ahli spiritual merupakan sebuah isyarat sebagai pertanda akan terjadi bencana susulan yang lebih dahsyat lagi.

Hal itu disebabkan paku bumi yang tertancap Gunung Semeru sudah mulai tercabut. Mengutif dari kanal YouTube Esa Produktion dengan judul SEMERU ERUPSI !?TANDA JAGAD ANYAR DIGELAR, tayang pada 12 Desember 2021.

Di kanal Youtube itu, Mbah Yadi, Pati Jawa Tengah menuturkan, Semeru erupsi adalah tanda awal tatanan alam jagad akan digelar.

Baca Juga: Bukan Zinah, Satu Sifat Ini Bikin Umat Muslim Terusir dari Rahmat Allah Kata Syekh Ali Jaber

Dengan erupsinya Semeru, masih ada beberapa lagi rentetan-rentetan bencana yang akan terjadi. "Erupsi gunung Semeru akan diikuti oleh erupsi gunung yang lain," kata Mbah Yadi di kanal YouTube tersebut.

Terutama gunung terdekat dengan Semeru, seperi gunung merapi. "Ini juga harus diwaspadi oleh masyarakat yang berada di sekitar gunung merapi," tuturnya.

Dan untuk Semeru, katanya, masih menyimpan potensi erupsi kembali ke depannya. "Jadi harus tetap hati-hati dan waspada," imbuhnya lagi.

Disebutkan, erupsi Semeru ini masalah guncangan di tanah dan harus diwaspadai. Karena gempa ke depannya masih akan terjadi yang berkaitan dengan Semeru. "Yang akhirnya juga akan berimbas pada air," cetusnya.

Baca Juga: BERITA PERSIB Hari Ini, Victor Igbonefo Bakal Gantikan Pemain Naturalisasi Pada Pertandingan di Singapura

Terutama rob, air laut semakin tinggi yang akan menggenangi daratan. "Ini pun harus diwaspadi masyarakat yang berada di pesisir pantai, terutama di bagian Selatan," kata Mbah Yadi.

Itu artinya memasuki "goro-goro", ini awal dan bukan berarti goro-goro yang penuh, itu belum. " Semua itu tanda-tanda awal," jelasnya. Jadi, tambahnya lagi, antara air, api dan tanah sudah saling berlomba untuk menyeimbangkan dirinya.

Menurutnya, alam ini sedang bersih-bersih menyeimbangkan dirinya kembali. "Ini merupakan peristiwa yang alamiah. Dan kita sebagai manusia tugasnya adalah bagaimana berhati-hati dan waspada terhadap  fenomena bencana alam semacam ini," tambah Mbah Yadi.

Dan kalau dilihat dari  jongko (bahasa jawa artinya jangka), dan jongko itu terus berputar. Disebutkan,  Semeru salah satunya paku tanah Jawa, terutama paku Nusantara. "Tanpa ada paku, maka akan terjadi keguncangan," tandasnya.

Baca Juga: BERBURU Makan Konate, Manajemen Persib Maung Bandung Gencar Lakukan Lobi

Dengan adanya paku, dan gunung sebagai pakunya bumi, pakunya pulau, maka akan terjadi kesetabilan. "Sekarang paku itu sudah mulai tercerabut, sudah mengeluarkan isi-isinya. Maka jadinya akan timbul guncangan-guncanangan yang lain," jelasnya lagi.

Dengan demikian, tambahnya, kita tetap harus hati-hati dan waspada. Dan dimulainya tanda ini, berarti tatanan jagad terutama nusantara, sudah mulai digelar. "Nah ini jadi pertanyaan, jagad yang mana?," tutur Mbah Yadi.

Ini, tambahnya,  jagad besar (ageung) dan jagad kecil, sudah mulai digelar. Artinya sebagai manusia adalah bagian daripada jagad ageung. "Jadi jagat alit adalah bagian jagad ageung dan jagad alita juga bagian jagad ageung," imbuh Mbah Yadi.

Ini mulai ditata dan memperingatkan kita agar bisa menata jagadnya sendiri. "Ini memperingatkan kita agar menata jagad diri kita masing-masing untuk menjadi lebih baik," cetusnya.

Baca Juga: BERBURU Makan Konate, Manajemen Persib Maung Bandung Gencar Lakukan Lobi

Karena alam sudah bersih-bersih, jelasnya, kita pun harus bersih-bersih pula terhadap diri kita sendiri. "Jadi kita tidak boleh menyalahkan satu sama lain. Kalau kita masih merasa benar sendiri itu artinya kita belum bisa menjadi bagian dari alam itu sendiri," tuturnya.

Maka sebagai tandanya adalah Semeru,  agar kita bersih bersih terhadap alam kita sendiri, alam jagad sendiri, yaitu jagad diri sendiri. "Agar kita selalu eling dan waspada. Kita harus membuang pikiran-pikiran negatif yang selama ini ada di diri kita" tuturnya.

Kita harus membuang dan membersihkan sifat iri, dengki, dendam panasten dalam hati kita, dan itu harus dibersihkan. "Seperti alam sedang bersih bersih maka diri kita juga harus bersih-bersih membuang apa yang ada di diri kita masing-masing," pungkasnya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Esa Produktion

Tags

Terkini

Terpopuler