DESKJABAR – Pasca kecelakaan tragis yang menewaskan artis dan juga model, Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Adriansyah, publik soroti sopir Tubagus Joddy karena dinilai lalai.
Polda Jatim tengah mendalami apa yang dilakukan Tubagus Joddy saat mengendarai mobil yang membuat terjadinya kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan Bibi.
Untuk pengungkapan ini, Polda Jatim telah mengumpulkan barang-barang bukti seperti sejumlah CCTV, mendatangkan teknisi dari ATPM, hingga mendatangkan orangtua Tubagus Joddy ke Surabaya.
Baca Juga: Tubagus Joddy, Sopir Vanessa Angel Terancam jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi : '12 tahun'
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Latif D. mengemukakan, pasca kejadian kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan Bibi, kepolisian mengedepankan kemanusian.
“Kemarin yang terpenting kemanusiaan yang kita kedepankan. Menyelesaikan jenasah sampai akhirnya bisa dibawa ke Jakarta, pendampingan korban lainnya dengan mendatangkan psikolog, buat Gala Sky Adriansyah, suster pengasuh Gala, termasuk psikolog untuk Joddy,” tuturnya.
Hal itu dikemukakan Latif D, saat menjadi tamu dalam Deddy Corbuzier Podcaat yang ditayangkan pada Senin, 8 November 2021.
Tujuan mendatangkan orangtua Joddy ke Surabaya, menurut latif, untuk memberikan motivasi kepada Tubagus Joddy untuk mau bercerita soal kejadian itu.
Sementara untuk kelaikan kendaraan Pajero Putih yang dikendarai Tubagus Joddy saat terjadinya kecelakaan tragis, Polda Jatim juga telah mendatangkan teknisi dari ATPM bersangkutan
Masuk pidana
Menanggapi penilaian warganet bahwa Tubagus Joddy mainin Hp saat menyetir terlihat dari postingannya di Instagram yang kemudian dihapus Joddy setelah kejcelakaan, menurut Latif, petunjuk-petunjuk itu jadi masukan untuk didalami.
Menurutnya, jika sopir maninin Hp saat menyetir kendaraan, itu bukan lagi kelalain melainkan pelanggaran yang masuk tindakan pidana karena membahayakan dan menyebabkan kecelakaan.
“Kalau kecelakaan akibat mengantuk atau ban pecah, itu masuk kelalaian, karena saat mau berangkat tidak memeriksa ban,” ujarnya.
“Namun jika mainin HP saat menyetir itu kesengajaan yang masuk pidana karena membahayakan orang lain dan menyebabkan kecelakaan,” ujarnya menambahkan.
Latif memaparkan, tidak ada bekas rem di tempat kejadian kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan Bibi. Menurutnya, ini salah satu bukti untuk menelusuri bagaimana kecelakaan bisa terjadi.
“CCTV di sekitar tempat kejadian juga kita kumpulkan di ruas jalan tol mendekati TKP, kita rangkaikan sampai dengan olah TKP kemudian pemeriksaan saksi-saksi untuk menentukan penyebab kecelakaan di 762 Km arah Surabaya,” tuturnya.
Latif kembali menceritakan kronologi kejadian, dimana pada saat kendaraan melaju di beberapa kilometer sebelum TKP, kecepatan mobil mencapai 130 km per jam.
Pada kilometer 672, mobil oleng ke kiri dan sempat menyentuh pembatas jalan tol dari besi.
“Yang membuatnya fatal adalah mobil menghantam ujung beton pembatas jalan tol dalam kecepatan tinggi, sehingga mobil terpelating sejauh 30 meter,” tuturnya.
Akibat nya, bagian mobil sebelah kiri dimana posisi Vanessa dan Bibi duduk, mengalami rusak parah.
Latif memaparkan, anatomi kecelkaan, kususnya di told, dengan jarak tempuh Jakarta Surabaya sekitar 750 km, penyebab banyak terjadinya kecelakaan karena dua hal yakni hilang konsentrasi sopir dan pecah ban.
Menurutnya, yang menyebabkan fatalitaskecelakaan itu adalah kecepatan sampai mobil rusak begitu parah.
“Airbag membantu, mungkin kalau airbag tidak mengembang, Joddy luka parah dan suster jugaparah. Lihat lokasi airbag mengembang sampai pecah, terutama yang depan Bibi,” paparnya.***