Baca Juga: Mau ke Bali? Hati-Hati BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk Hingga 17 Maret 2024
Dia juga tergugah bagaimana mencari solusi yang juga dipikirkan para desainer untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat pemeliharaan yang berkelanjutan dalam pekerjaan dan material dan di sisi lain juga menyentuh dan memobilisasi sisi kemanusiaan.
Karya seni yang diciptakan MOHOI juga variatif, tak hanya karya seni tiga dimensi dari rotan atau bambu namun juga karpet hand-tufted rugs yang telah banyak melibatkan kolaborasi para desain.
Sebut saja Darbotz, Arkiv Vilmansa, Agugn, Tempa Yogya, Indiguerillas, Mangmoel dan Dwi Antono Ruby. Termasuk kolaborasi terbaru dalam karya pembaruan rotan MOHOI dengan desainer asal Perancis Sarah Chevillard.
“Kolaborasi jadi hal yang penting supaya kita bisa terus menggali ide-ide kreatif sekaligus mengembangkan fungsi dan desain dari setiap produk MOHOI” ujar Rosyid di hadapan awak media di de Braga by ARTOTEL, Jumat 15 Maret 2024.
Untuk membuat satu produk, Rosyid kerap diskusi dengan beberapa ahli seperti ahli Matematika atau Fisika. Karya seni berbentuk kap lampu misalnya, Rosyid meminta para ahli matematika utuk menentukan besaran cahaya yang mampu menyinari ruang di dalam dan sekitarnya.
Rosyid pun menceritakan bagaimana karya desain yang dibuatnya bersama beberapa tim kecil diikutsertakan dalam beberapa pameran internasional.
Baca Juga: BMKG Beberkan Penyebab Sejumlah Daerah di Pulau Jawa Rentan Banjir dan Longsor
Beberapa pameran berskala internasional yang pernah diikutinya antara lain adalah Chiang Mai Design Week, IFFT Interstyle Tokyo, Messe Ambiente Germany, Salone del Mobile di Milan dan Georgetown Design Festival.
Sejumlah penghargaan sudah diraih pula oleh MOHOI seperti INACraft Emerging Award dan World Craft Council Award, yang merupakan kebanggaan Indonesia bahwa karya seni berkelanjutan bisa diproduksi secara estetis oleh seniman Indonesia.