Network
DESKJABAR - Akibat kemarau ekstrem, permukaan air Waduk Jatigede di Kecamatan Darmaraja, Sumedang menyusut drastis, yang memunculkan daratan baru yang cukup luas. Hal itu memunculkan fenomena warung bergerak di lahan yang dulunya tenggelam di dasar waduk.
Fenomena warung bergerak ini makin rame sejalan dengan makin banyaknya warga yang berdatangan ke Waduk Jatigede Sumedang, untuk melihat fenomena menarik kemunculan desa-desa yang dulunya tenggelam di dasar waduk.
Penyusutan Waduk Jatigede akibat kemarau ekstrem saat ini memang menjadi viral di berbagai media sosial. Bahkan kemunculan jalan raya lama yang menghubungkan Wado, (Sumedang) dengan Garut, jadi viral di media sosial.
Padahal saat Waduk Jatigede ini diresmikan pada tahun 2015 dan beroperasi penuh pda 2017, jalan raya ini sengaja ditenggelamkan. Sehingga jalur Wado ke Garut dan Tasik dialihkan ke jalan lingkar yang dibangun baru dengan rute mengelilingi waduk.
Fenomena kemunculan daratan yang dulunya berada di dasar waduk, menjadikan kawasan ini menjadi tujuan wisata dadakan. Tidak sedikit warga di sekitar, warga dari Sumedang, bahkan dari luar Sumedang, sengaja datang hanya untuk melihat fenomena menarik tersebut.
Apalagi jika di akhir pekan atau di hari libur, jumlah pengunjung cukup banyak. Selain melihat fenomena kemunculan daratan yang dulunya tenggelam di dasar waduk, kawasan ini menjadi tempat foto-foto menarik.
