“Jangan-jangan pelakunya adalah D dan A,”tulisnya.
Dokter Hastry pun menjawab bahwa D dan A harus diambil sampel DNA-nya untuk kemudian dibandingkan.
Sebelumnya dalam wawancara di Podcast Deddy Corbuzier, dokter Hastry mengungkapkan, sejumlah DNA di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut sudah berhasil dikumpulkan, tetapi ternyata tidak ada yang cocok.
“DNA-nya sudah ada, tapi tidak ada yang cocok. Kalau tidak ada yang cocok kita cari DNA dari para saksi, ternyata dari saksi juga tidak ada yang cocok,” paparnya.
Dengan kondisi seperti itu karena tidak ditemukan DNA yang cocok, seharusnya tarik dari garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok. Namun sayangnya, sampai sekarang itu belum dilakukan oleh petugas.
“Saya juga bilang saya punya jam kematian lho. Jam kematian korban dibunuh. Ibu Tuti dibunuh sekitar jam 2 sampai jam 4, Amel dibunuh jam 4 sampai jam 6. Jadi saya bermain dong di jam-jam kematian itu. HP siapa yang online saat itu, ambil saja DNA-nya,” ujar Hastry.
Menurutnya, saat olah TKP di rumah di Jalancagak Subang, petugas menemukan 2 DNA yang asing, yang diduga pelakunya,” paparnya
Di Tempat Inilah 2 DNA Asing Ditemukan
Sementara itu dalam live streaming di kanal YouTube Anjas Asmara pada Minggu 17 September 2023 malam, Anjas mengemukakan bahwa 2 DNA asing yang dimaksud tersebut melihat dari jejak digital, berasal dari 2 noda merah.
Dua noda merah tersebut, yang pertama ditemukan di kunci pembuka bagasi mobil Alphard tempat diletakannya 2 jasad korban setelah mereka dibunuh kemudian dimandikan oleh para pelaku. Setelah diperiksa oleh tim penyidik, ternyata noda merah tersebut bukan darah milik kedua korban. Noda merah ini juga bukan milik para saksi yang telah diperiksa.