“Saya menilai PPDB tahun ini merupakan yang terburuk dan slogan-slogan anti pungli hanya menjadi lip service saja,” ujar Devie.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Sujatmiko, menurut Devie harus bertanggung jawab, pasalnya Disdik berperan sebagai pembina sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan, ternyata tidak bisa memberikan gambaran positif di tahun ini.
Selain kasus gratifikasi yang melibatkan Kepala Sekolah SDN Cibeureum 1, terkuak pula kasus pelecehan terhadap peserta didik yang dilakukan oleh seorang guru SD. Menurut Devie ini merupakan sebuah tamparan untuk Disdik Kota Bogor.
Berdasarkan informasi data yang dirilis pihak kepolisian, pelaku pelecehan berinisial BBS (30), telah melakukan tindakan bejat (asusila) itu sejak 2022, dirinya mengaku geram dan merasa prihatin kepada para korban.
Sekolah yang seharusnya menjadi rumah kedua bagi peserta didik, malah menjadi tempat yang menyeramkan dan menyimpan trauma bagi para korban pelecehan.
“Intinya kami dari DPRD Kota Bogor siap memberikan perlindungan dan membantu proses pemulihan para korban. Ini merupakan kenyataan pahit yang harus kita telan bahwa sekolah bukan lagi tempat yang aman,” tutur Devie.
Predikat kota layak anak disematkan ke kota hujan pun kini patut dipertanyakan. Apakah memang benar, kota Bogor sudah layak bagi anak. Apakah visi misi kota ramah keluarga sudah tercapai di akhir masa jabatan wali kota Bima Arya.
Baca Juga: Tebus Sembako Murah uuntuk SOlidaritas Bagi Ojol
Pihaknya akan mengambil langkah tegas dengan melakukan rapat kerja khusus membahas persoalan sektor pendidikan di Kota Bogor.