Network
DESKJABAR – Beroperasinya Bendungan Leuwikeris pada akhir tahun 2023, banyak diharapkan berpengaruh meningkatnya produksi pangan. Pasca sejumlah desa lenyap di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat, produksi pertanian padi dan pasokan air bagi warga menjadi meningkat.
Sejumlah desa di Tasikmalaya dan Ciamis memang berkorban kena gusuran proyek Waduk Leuwikeris, dengan tujuan pasokan air bagi pertanian dan kebutuhan warga. Pasca sejumlah desa dan kampung lenyap karena digenangi air Bendungan Leuwikeris, tahun 2024 diharapkan hasilnya terlihat.
Pihak Kementerian PUPR menyebutkan, Waduk atau Bendungan Leuwikeris dirancang memiliki kapasitas tampung 81,44 juta m3 (+sedimen). Kapasitas itu tergolong cukup besar, dimana luas daerah aliran sungai (DAS) mencapai 646 km2.
Baca Juga: Kampung di Lebak, Banten Ini Pamit Bakal Lenyap dari Peta Negara pada Agustus 2023 ini
Gambaran umum
Bendungan Leuwikeris didesain memiliki kapasitas tampung cukup besar yakni 81,44 juta m3 (+sendimen) dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 646 km2 dengan total biaya sekitar Rp2,8 triliun.
Pihak Kementerian PUPR menyebutkan, ada sedikitnya lima manfaat dengan dibangunnya Bendungan Leuwikeris di Tasikmalaya dan Ciamis. Yaitu, untuk memasok air ke daerah irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.000-an hektar sampai DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektar.
Secara efektif, Bendungan Leuwkeris mampu menampung air 45,35 juta m3 untuk memasuk irigasi seluas 11.216 hektar di Ciamis dan Cilacap. Diharapkan, suplai air irigasi dari Waduk Leuwikeris dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanam, dibandingkan selama ini bersifat tadah hujan sehingga hanya sekali tanam dalam setahun.
