28 Desa di Sumedang dan Situs Cikal Bakal Kerajaan Sumedang Larang Hilang dari Peta Jawa Barat Sejak 2015

- 12 Agustus 2023, 06:25 WIB
Sebanyak 28 desa di Sumedang terhapus dari peta Jawa Barat, saat ini mereka terongok di dasar air Waduk Jatigede. Salah satunya situs keramat cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang.
Sebanyak 28 desa di Sumedang terhapus dari peta Jawa Barat, saat ini mereka terongok di dasar air Waduk Jatigede. Salah satunya situs keramat cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang. /Facebook Tjatayu/

DESKJABAR – Pada 8 tahun lalu tepatnya pada tahun 2015, ada 28 desa yang tersebar di Sumedang terhapus dari peta Jawa Barat dan total ribuan warganya harus terusir ke berbagai tempat. Desa-desa itu harus ditenggelamkan.

Bayangkan jika di KTP tertulis tempat kelahiran anda dan nyatanya saat ini tempat tersebut sudah tidak ada, dan tidak lagi bisa ditemukan di peta Jawa Barat.

Baca Juga: Tol Getaci Ternyata Akan Dilanjut Sampai Cilacap dan Akan Tersambung dengan Tol Ini: Bandung-Yogya Bisa 3 Jam

Di antara 28 desa yang terhapus dari peta Jawa Barat sejak 8 tahun lalu itu, ada yang namanya Desa Jemah. Di desa ini terdapat sebuah situs yang dinamakan Situs Tanjakan Embah, yang diklaim sebagai situs cikal bakal munculnya Kerajaan Sumedang Larang.

Situs, hamparan sawah, kebun, rumah, sekolah, masjid yang tersebar di 28 desa tersebut kini terkubur di dasar perairan. Mereka kini menjadi puing dan rumah bagi para penghuni bawah air.

Ke-28 desa dengan segala isi dan hamparan sawah, kebun, dan bangunan yang ada di dalamnya saat ini harus terkubur di dasar perairan sebuah megaproyek bendungan. Sementara itu, total sekitar 10.920 kepala keluarga harus direlokasi.

Megaproyek yang dimaksud adalah Bendungan Jatigede yang diresmikan pada tahun 2015 dan beroperasi penuh pada tahun 2017. Pengorbanan warga yang terdampak harus diingat dengan peran dan fungsi yang kini tekah diperlihatkan oleh bendungan tersebut.

Daftar Desa yang Kini Berada di Dasar Air

Waduk Jatigede dibangun terbentang di atas lahan seluas 4.983 hektare dengan kapasitas daya tampung air mencapai 980 juta m3, yang menjadikannya sebagai waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur di Purwakarta.

Baca Juga: Di Ciamis, Suhu Jumat Pagi Ini Terasa Dingin, BMKG : 63 Persen Wilayah Sudah Masuk Kemarau

Keberadaan Waduk Jatigede sangat penting karena dapat memenuhi kebutuhan air daerah irigasi seluas 90.000 hektare, penyediaan air baku kapasitas 3,5 m3/detik dengan target layanan adalah Kota Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Indramayu.

Selain itu, Waduk Jatigede juga mendukung pembangkitan listrik untuk PLTA dengan kapasitas hingga 110 MW dan pengendalian banjir seluas 14.000 hektare.

Tidak hanya itu saja, waduk kini juga telah berkembang sebagai salah satu mata pencaharian bagi masyarakat sekitar, termasuk Pemkab Sumedang menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata baru yang menarik banyak minat wisatawan lokal dan dari luar Sumedang.

Lalu berapa desa yang harus tergusur dengan pembangunan Waduk Jatigede?

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede, maka tercatat ada 28 desa di 5 kecamatan di Sumedang yang terdampak.

Ke-18 desa itu tersebar di 5 kecamatan yakni di Kecamatan Jatigede, Kecamatan Jatinunggal, Kecamatan Wado, Kecamatan Cisitu, serta Kecamatan Darmaraja.

Adapun daftar desa yang telah terhapus dari peta Jawa Barat sejak 8 tahun lalu itu adalah :

1.Kecamatan Jatigede

  • Desa Jemah
  • Desa Ciranggem
  • Desa Mekarasih
  • Desa Sukakersa
  • Desa Cijeungjing

2.Kecamatan Jatinunggal

  • Desa Sirnasari
  • Desa Pawenang

3.Kecamatan Wado

  • Desa Wado
  • Desa Padajaya
  • Desa Cisurat
  • Desa Sukapura

4.Kecamatan Cisitu

  • Desa Pajagan
  • Desa Ciguntung
  • Desa Cisitu
  • Desa Sarimekar

5.Kcamatan Darmaraja

  • Desa Cipaku
  • Desa Pakualam
  • Desa Karangpakuan
  • Desa Jatibungur
  • Desa Sukamenak
  • Desa Leuwihideung
  • Desa Cibogo
  • Desa Sukaratu
  • Desa Tarunajaya
  • Desa Ranggon
  • Desa Neglasari
  • Desa Darmajaya

Situs Cikal Bakal Kerajaan Sumedang Larang Ikut Tenggelam

Yang menarik adalah pasca setahun beroperasi penuh pada tahun 2018 ada kejadian mengejutkan di areal Waduk Jatigede.

Tepatnya pada bulan September 2018 di puncak musim kemarau, tercatat ada 3 desa yang sebelumnya sudah tenggelam ke dasar air, saat itu bermunculan ke permukaan, salah satunya Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja.

Baca Juga: Klik Gabung Gelombang ! Kartu Prakerja Gelombang 59 Sudah Dibuka, Simak Cara Daftarnya di www.prakerja.go.id

Hal tu terjadi akibat debit pasokan air Sungai Cimanuk yang berkurang membuat terjadinya penyusutan debit air Waduk Jatigede sejauh 300 meter dari batas air awal di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja.

Tampak puing-puing bangunan yang kembali terlihat akibat kurangnya debit air Sungai Cimanuk tersebut. Pemakaman di Desa Cipaku juga kembali muncul. Nampak makam-makam berjajar, sebagian besar makam tersebut bahkan masih lengkap batu nisannya.

Yang menarik, di antara bangunan yang sebelumnya terhapus dari peta karena tenggelam di bawah permukaan Waduk Jatigede adalah keberadaan Situs Tanjakan Embah yang berada di Desa Jemah, Kecamatan Jatigede.

Situs Tenjakan Embah diklaim sebagai satu dari puluhan situs bersejara terkait dengan cikal bakal munculnya Kerajaan Sumedang Larang. Situs ini kemudian oleh masyarakat setempat dijadikan sebagai tempat keramat.

Di Situs Tanjakan Embah tersebut terdapat sejumlah makam keramat yakni makam Embah Jagadiwangsa dan makam Embah Sadaya Pralaya.

Tempat lainnya yang dianggap keramat adalah Situs Sukagalih. Di situs ini terdapat lima makam bercungkup. Selain itu, ada makam pendiri desa (Eyang Akun bersama isterinya), Aki Gading, dan dua makam lagi yang tidak diketahui namanya.***

Ingin mengetahui berita tentang Sumedang lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah