TERNYATA Jepang Pernah Menggunakan Pasar Andir Bandung Sebagai Kamp Tahanan Orang-Orang Belanda

- 13 Juli 2023, 06:25 WIB
Di kawasan Pasar Andir Bandung masih berdiri banguan-bangunan tua jaman Belanda. Ternyata Pasar Andir pernah dijadikan Jepang sebagai kamp tahanan Belanda dan kulit putih lainnya.
Di kawasan Pasar Andir Bandung masih berdiri banguan-bangunan tua jaman Belanda. Ternyata Pasar Andir pernah dijadikan Jepang sebagai kamp tahanan Belanda dan kulit putih lainnya. /telkomuniversity.ac.id/

DESKJABAR – Pasar Andir di Kota Bandung dikenal sebagai salah satu pasar tradisional terbesar setelah Pasar Baru dan Pasar Caringin. Namun siapa sangka, pasar ini pernah digunakan sebagai Kamp Tahanan bagi orang-orang Belanda atau kulit putih, saat Jepang berhasil mengambil alih kekuasan atas Indonesia sejak tahun 1942.

Pada saat tentara Jepang  berhasil menduduki Indonesia pada tahun 1942, merekapun melakukan penangkapan tentara Belanda dan warga kulit putih lainnya. Di Kota Bandung sendiri ada banyak tempat yang digunakan sebagai kamp tahanan mereka, salah satunya di Pasar Andir Bandung, yang berada di Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Baca Juga: PEMERINTAH Belanda Kembalikan Artefak Budaya ke Indonesia, Ada Emas, Patung Hingga Keris Keramat

Pasar Andir tercatat sebagai pasar tua yang ada di Kota Bandung, yang telah ada sejak jaman colonial Belanda. Lokasi ini yang semula dikenal sebagai batas Kota Bandung paling barat, pada tahun 1825. Kawasan ini kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan.

Perkembangan kawasan ini menjadi pusat perdagangan sejelah dibangunnya Lapangan Terbang Andir yang kini menjadi Bandara Husein Sastranegara, dan Halte Kereta Api Andir yang saat ini berada di dekat Pasar Ciroyom.

Rupanya banyaknya bangunan yang berdiri saat itu di kawasan Pasar Andir seperti di Jalan Waringin, Kelenteng, dan Jalan Jenderal Sudirman (saat ini), menarik pihak Jepang untuk menjadikan kawasan ini sebagai kamp tahanan tentara Belanda dan orang-orang kulit putih lainnya.

Tidak hanya Pasar Andir, bangunan Biara Stella Maris, yang sekarang menjadi komplek sekolah Kristen Maria Bintang Laut dan Trinitas, juga digunakan sebagai kamp tahanan.

Pasar Andir Saat Ini

Pasar Andir saat ini dikenal sebagai salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Bandung selain Pasar Baru dan Pasar Caringin.

Memang agak sulit mendapatkan informasi akurat tentang jumlah pedagang yang berada di Pasar Andir saat ini. Namun menurut salah seorang pedagang di sana, tahun 2021 saja jumlah pedagang yang berada di Pasar Andir ada sekitar 3.600 kios yang menempati ruko berukuran kecil itu.

Baca Juga: KAPAN Lelang Ulang Tol Getaci dan Berapa Seksi yang Ditawarkan? INI Kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Jumlah itu belum termasuk PKL yang buka dari malam hingga pagi yang memenuhi trotoar sebagian Jalan Waringin hingga Jalan Sudirman.

Sementara data Dinas Pasar Kota Bandung, pada tahun 2017 jumlah pedagang mencapai 1.078 ditambah 1.100 PKL yang berjualan di sekitar kawasan tersebut. Bahkan data tahun 2017 lalu, jumlah pedagang di Pasar Andir merupakan terbanyak kedua setelah Pasar Baru.

Pedagang terbanyak berada di Pasar Baru , yaitu 3.557 pedagang. Dalam Bandung Dalam Angka 2017, Badan Pusat Statistik Kota Bandung menyebutkan, di Pasar Baru terdapat 3.411 pedagang aktif dan 146 pedagang nonaktif.

Pasar dengan pedagang terbanyak kedua, yaitu Pasar Andir. Di pasar ini terdapat 1.875 pedagang dengan 1.406 pedagang aktif dan 469 pedagang nonaktif.

Saat ini Pasar Andir dikenal sebagai salah satu pasar sayuran utama yang biasanya buka mulai malam sekitar jam 20.00 WIB hingga pagi.

Selain itu, Pasar Andir juga dikenal sebagai salah satu pusat grosir busana yang tidak kala ramai dengan Pasar Baru. Di bangunan bangunan pasar bertingkat, ada ratusan ruko yang sebagian besar menjajakan berbagai fashion yang dari sisi harga dan kualitas, bisa bersaing dengan Pasar Baru.

Sayangnya, kondisi pasar yang cukup padat, sebagian jalan rusak dan besek, mengurangi kenyamanan pengunjung. Meski demikian, kawasan Pasar Andir sampai saat ini masih menyisakan bangunan-bangunan era jaman kolonial yang masih dipertahankan.

Banguan tua, kokoh dan bergaya art deco tersebut masih terlihat di Jalan Waringin hingga Kebonjati, serta di Jalan Sudirman.

Kamp Tahanan Bagi Orang Belanda

Adapun lokasi Pasar Andir alamat entitasnya terdaftar di Jalan Waringin No 24, Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Pasar ini berdekatan sekali dengan Pasar Ciroyom yang berada di Jalan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Baca Juga: Sidang Walikota Bandung, Banyak Pejabat dan Aparat Kecipratan, Ini Nominalnya

Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia dari tangan Belanda pada tahun 1942, merekapun melakukan penangkapan terhadap tentara Belanda dan kulit putih lainnya, termasuk di Kota Bandung yang saat itu jumlahnya mencapai sekitar 25.000 orang.

Jepang menggunakan berbagai fasilitas bangunan untuk menampung tahanan sebanyak itu seperti tangsi KNIL yang sekarang menjadi berbagai fasilitas militer di Cimahi, gedung sekolah, panti, hingga pasar.

Di Bandung sendiri saat itu ada sekitar 17 tempat yang digunakan tentara Jepang sebagai kamp tahanan orang-orang Belanda dan kulit putih lainnya. Dua di antaranya berada di kawasan Waringin yakni Pasar Andir dan Biara Stella Maris.

Mengutip dari buku karangan R.P.G.A.Voskuil yang bertajuk Bandung Citra Sebuah Kota, disebutkan ada sekitar 550 orang Belanda dan kulit putih lainnya yang disekap di kamp tahanan di Pasar Andir.

Pasar Andir sendiri dijadikan sebagai kamp tahanan kulit putih sejak Agustus 1942. Namun kemudian dari sebanyak 550 tahanan yang disekap di Pasar Andir, sebanyak sekitar 500 tahanan akhirnya dipindahkan ke Biara Stella Maris, yang lokasinya dekat dengan Pasar Andir.

Sebuah laman JapaneseCivilianCamps.com, Japanese Civilian Camps disebut juga Kamp Stella Maris atau Waringin Kamp.Bahkan di kamp Biara Stella Maris ini, jumlah tawanannya mencapai sekitar 1000 tawanan, setelah Jepang mendatangkan tawanan kulit putih lainnya dari wilayah Garut, Tasikmalaya, hingga Jawa Tengah.

Ada sejumlah tahanan yang dibebaskan, di Stella Maris, namun sebagian besar tahanan dikembalikan ke Kamp Pasar Andir, serta ke Kamp Batalion 15 Bandung dan Baros 5 di Cimahi di sekitar peralihan tahun 1943 dan 1944. Kamp ini kemudian ditutup di Januari 1944, setelah kosong dari semua kegiatan internir usai mereka dipindahkan ke kamp di dekat Stasiun Bandung di Jalan Kebon Jati, yang kini menjadi Palace Hotel. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x