Jawa Barat Potensial Jadi Raksasa Bisnis Limbah untuk Pertanian, Ketahanan Pangan, dan lingkungan Hidup

- 8 Juni 2023, 07:49 WIB
Dikusi soal penanganan sampah di Jawa Barat, di Gedung Sate Bandung, Rabu, 7 Juni 2023.
Dikusi soal penanganan sampah di Jawa Barat, di Gedung Sate Bandung, Rabu, 7 Juni 2023. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Bisnis berbasis sampah dinilai sangat potensial di Jawa Barat, untuk mendukung ketahanan pangan, pertanian, lingkungan hidup, dan kebutuhan umum yang efisien. Berbagai limbah rumah tangga sangat potensial dijadikan pupuk, bahan bakar, pakan ternak, material, dan biogas.

Diketahui, limbah organik sangat berperan diolah menjadi bahan-bahan bermanfaat untuk penyubur tanah pertanian, dan sebagai pupuk untuk menghasilkan pertanian organik. Bahkan, bahan bakar berbasis limbah organik, juga telah lama dikampanyekan di Jawa Barat untuk pemulihan lingkungan hidup.

Provinsi Jawa Barat diketahui mengalami ancaman “ledakan” jumlah sampah karena penduduknya semakin banyak, ditambah berkembangnya bisnis wisata. Kedua faktor ini menjadi pemicu semakin banyak sampah bermunculan di Jawa Barat, namun tempat pembuangan belum tersedia memadai.

 Baca Juga: Bisnis Penggilingan Padi di Jawa Barat Bertumbangan, Akibat Alihfungsi Lahan Pertanian

Solusi masalah sampah memberi manfaat

Sebagai saran solusi, pengembangan bisnis produk-produk berbahan olahan sampah, dinilai sangat cocok dilakukan di Jawa Barat. Selama ini, usaha pengolahan sampah sudah ada tetapi masih terbatas, namun bisa dikembangkan menjadi lebih besar dengan pola zero waste.

Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novrizal Tahar, di Bandung, Rabu, 7 Juni 2023 menyebutkan, peluang tersebut muncul dari aneka limbah rumah tangga. Potensi bisnis daur ulang berbasis sampah itu, bisa dari sampah organik maupun non-organik.

“Jenis-jenis sampah yang potensial menjadi bisnis karena kebutuhan besar, adalah sampah kaleng, industrialisasi pengolah sampah, pupuk, tenaga listruk, bahan bakar, pakan ternak, material, dan biogas,” ujar Novrizal, pada diksusi di Gedung Sate Bandung.

Baca Juga: WASPADA Bahaya Besar Akibat Gelombang Panas Siap Menerjang, Lahan Pertanian Susut Harga Beras Naik 50 Persen

Diskusi tersebut berlatar kondisi masalah sampah yang terus bertambah di Jawa Barat. Pihak-pihak yang hadir adalah dari lingkup lingkungan hidup, pertanian, ketahanan pangan, dan usaha, dari kementerian, dan sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat.

Karena penduduknya sangat banyak (hampir 50 juta), Provinsi Jawa Barat diketahui memerlukan pemulihan sumber daya alam, kesuburan tanah, pangan sehat, aneka produk kebutuhan, dsb.

Dengan dipenuhi dari bahan-bahan daur ulang, akan mampu menekan resiko pencemaran lingkungan di Provinsi Jawa Barat, karena berbagai jenis sampah menjadi termanfaatkan setelah menjadi produk baru.

Baca Juga: Tol Getaci Jangan Berdampak Bencana Lingkungan Hidup di Priangan Jawa Barat

Selain ide pengembangan bisnis olahan sampah, Novrizal juga kembali mengingatkan cara agar berbagai rumah tangga dapat terus mengurangi jumlah sampah. Caranya, membatasi penggunaan barang-barang sekali pakai, belanja tanpa kemasan, menghabiskan makanan, memilah sampah dari rumah, serta komposkan sisa makanan.

Pada sisi lain, disebutkan Novrizal pula, bahwa dari berbagai sampai yang muncul di Indonesia, kebanyakan merupakan sampah berasal dari bahan-bahan impor. Kondisi demikian, membuat Indonesia seakan menjadi tempat pembuangan produk-produk impor. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x