Di Zaman Belanda jadi alat pelindung andalan dari hujan dan panas
Payung geulis merupakan ikon Kota Tasikmalaya. Dulu di zaman Bekanda tahun 1930-an hingga sebelum payung modern muncul, payung geulis produk kerajinan khas Tasikmalaya merupakan alat pelindung andalan dari hujan dan panas.
Payung geulis ini rangkanya terbuat dari bambu. Setelah dirangkai dan dipasangi kain dan kertas, ujung payung dirapikan dengan menggunakan kanji. Agar menarik, rangka bagian dalam diberi benang warna–warni. Proses ini disebut ngararawat.
Baca Juga: Jawaban Menohok Ridwan Kamil Soal 2 Exit Tol Getaci yang Diminta Warga Tasikmalaya: Sentil APBD
Semua proses pembuatan kerajinan khas Tasikmalaya payung geulis dibuat secara manual dengan buatan tangan atau handmade, kecuali gagang payung yang dibuat dengan menggunakan mesin.
Proses pembuatan payung ini bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Payung kemudian diberi warna, serta dilukis dengan corak bunga yang cantik.
Dan karena adanya lukisan yang cantik ini pulalah alat pelindung panas dan hujan itu kemudian dinamakan payung geulis hingga sekarang (Sunda geulis-cantik).***