Makhluk-makhluk halus tersebut, kemudian akan menjadi terlantar lalu berkerumun berkeliaran di tepi jalan lembah Sungai Cikapundung.
Juga disebutkan, orang-orang Eropa di Grote Postweg merasa nyaman melihat orang-orang pribumi yang umumnya beragama Islam, sedang beribadah sholat di masjid agung alun-alun Bandung yang suasananya masih asri.
Suratkabar De Preanger Bode tersebut, menyesalkan, mengapa pohon beringin tua berusia ratusan tahun di alun-alun Bandung kemudian dirobohkan demi pembangunan.
Dalam pandangan pihak suratkabar itu, pohon beringin besar di alun-alun Bandung sebenarnya sangat bermanfaat. Secara nyata di kehidupan dunia adalah peneduh dan membuat asri, termasuk bagi suasana masjid.
Kesedihan teramat dalam muncul ketika melihat pohon beringin tua tersebut sudah dirobohkan.
Dirobohkannya pohon beringin tua di alun-alun Bandung itu dinilai sebagai sesuatu yang kejam, sehingga membuat suasana sekitar alun-alun Bandung menjadi cukup terik.
“Mereka tampaknya tidak menyadari sedang menghancurkan ‘hotel antik kelas satu’ di Bandung (yang dimaksud adalah pohon beringin tua itu yang merupakan tempat tinggal para setan kuntilanak),” tulis suratkabar itu.
Baca Juga: Resep Steak Ayam Crispy Ala Restoran, Saus Lada Hitam, Cara Membuat Sendiri Dengan Mudah