DESKJABAR - Jika warga Tasik ingin berlibur pada tahun 1970an biasanya pada bulan tertentu di Pangaduan Kuda diselenggarakan balapan kuda.
Banyak warga Tasikmalaya menonton balapan kuda Lapangan tempat balapan kuda ini ada di lapangan Dadaha Kota Tasikmalaya.
Di kawasan ini ada juga lapangan sepak bola yang cukup besar di kota Tasikmalaya.
Klub sepakbola dari Tasikmalaya adalah Persatuan Sepakbola Tasikmalaya (Persitas), kala itu ramai diperbincangkan. Karena sempat ikut pada Liga pertandingan sepakbola bertatap nasional.
Saya sering diajak ayah saya menonton perlombaan balapan kuda di Dadaha.
Nontonnya di balkon yang terbuat dari tembok. Balkon untuk menonton balapan kuda ini namanya Gedung Peteng.
Bentuknya mirip candi ada undakan untuk penonton balapan kuda.
Di bagian bawah gedung peteng ada tangga menuju kebawah.
Waktu saya kecil melihat ke ruangan dibawah Gedung Peteng lumayan ngeri-ngeri sedap saat itu.
Baca Juga: Masa Demo Tolak Harga BBM di DPRD Yogyakarta, Inilah Sejarah Demonstrasi dalam Islam
Di bagian bawah Gedung Peteng terdapat kandang kuda (istal). Di tempatkan disana untuk memudahkan jika ada balapan kuda
Gedung Peteng dipugar sekitar tahun 1980an, Gedung ini sekarang menjadi Gedung Gelora Sukapura.
Area Bekasi lapangan sepak bola kini sudah berubah menjadi sarana olahraga bagi warga kota Tasikmalaya.
Pada hari Minggu sekitar area sarana olahraga ini mendadak jadi pasar kaget karena banyak warga Tasikmalaya beraktivitas disini.
Gedung Gelora Sukapura dibuat untuk anak-anak muda Tasikmalaya berkreasi di bidang seni.
Setiap akhir pekan di Gedung Gelora Sukapura kerap diselenggarakan Festival Band, Jambore Rock dan kegiatan-kegiatan anak muda Tasikmalaya pada era 1980an.
Saya sering jadi pembawa acara pada kegiatan Festival-festival band di Tasik pada tahun 1987an.
Masih teringat jelas saya pernah nonton pertunjukkan musik Rock dari musisi-musisi hebat pada era 1980a.
Dari balik penonton tiba-tiba rocker asal Cimahi, Harry Moekti lari menuju panggung dan langsung stage act sambil membawakan lagunya.
Selain menonton balapan kuda pada tahun 1970an warga Tasik yang ingin hiburan biasanya mengunjungi objek wisata di pemandian Cipanas Galunggung.
Saya dan kakak pernah dibawa ayah naik motor Kawasaki nya berendam di Cipanas Galunggung.
Perjalanan dari pusat kota ke pemandian Cipanas Galunggung lumayan jauh. Sekira sejam perjalanan.
Selain Cipanas Galunggung, warga Tasikmalaya yang ingin mencari tempat h
iburan bisa juga datang ke objek wisata Karang Resik di batas kota Tasikmalaya dan Ciamis yang dipisahkan oleh Sungai Citandui.
Bersambung. ***