“Makanya aku menduga kematian Tuti menjelang jam 2 pagi, ini liner dengan hasil otopsi kedua,” papar Anjas.
Menurut Anjas, dilihat dari foto di jasad almarhum Tuti ada luka menyedihkan dan tengkorak retak, ada kemungkinan almarhum langsung meninggal dunia.
“Jadi memang saat dieksekusi tidak melakukan perlawanan, mungkin saat itu sedang tiduran atau sedang main hp,” paparnya.
“Tapi aku menemukan dari foto Amel ada sedikit yang berbeda begitu banyaknya luka amel, ada di dahi tengah, dahi kiri, di bawah mata kiri, dan dibagian mata kanan lebam seperti habis dipukulin,” paparnya.
Menurut koreksi yang dikemukakan dr. Hastry, kemungkinan jarak kematian pertama dan kedua jaraknya 2 sampai 3 jam, dan mungkin jam 5 subuh Amel menghembuskan nafasnya yang terakhir.
“Pada saat dikeskusi sepertinya Amel melakukan perlawanan dan tidak langsung menghembuskan nafasnya. Mungkin saja eksekusi bersamaan tapi waktu kematiannya berbeda,” ujarnya.
“Karena tidak semua oanrg dipukul langsung mati, masih ada nafas dan bertahan apalagi Amel juh lebih muda, daya tahan tubuhnya lebih kuat,”ujar Anjas menambahkan.
Baca Juga: VIRUS OMICRON 2022: Kota Bandung TUTUP 3 Jalan Rawan Kerumunan dan 5 Gerbang Tol Masuk Bandung
Bukti kecanggihan pelaku