Gian dan Ridwan kemudian memperoleh panggilan dan berangkat mengantar jenazah tersebut menuju rumah sakit, untuk membawa jenazah dimaksud.
Namun ketika melihat jenazah yang akan dibawa yang sudha terbungkus kain kafan alias pocong, Gian dan Ridwan agak keheranan melihat bagian mulut jenazah ada bercak berwarna coklat.
Melihat kondisi jenazah, Gian dan Ridwan menjadi merasa kurang enak badan. Namun mereka tetap membawa jenazah itu ke mobil ambulance.
Hanya saja, Ridwan dan Gian keheranan karena tidak ada seorang pun keluarga yang mau menemani jenazah di ambulance.
Ridwan dan Gian harus mengantarkan jenazah itu melalui Pangalengan, dengan tujuan akhir ke sebuah perkampungan di Garut.
Singkat cerita, Ridwan yang mengemudi ditemani Gian sambil perjalanan membawa jenazah malam hari melintasi Pangalengan.