Mistis Situ Cibeureum: Suara Aneh, Penampakan Macan Putih, Kakek kakek Hampiri Misbah saat Bertapa

- 23 Januari 2022, 19:22 WIB
 Jembatan besi yang sebelumnya dibangun menggunakan kayu menuju tempat pemakaman keramat
Jembatan besi yang sebelumnya dibangun menggunakan kayu menuju tempat pemakaman keramat /Budi Saepudin/DeskJabar.com/

 

DESJABAR - Situ Cibeureum di Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat menyimpan cerita mistis yang sudah diketahui dan dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Namun cerita mistis ini di mata luar sana belum diketahui secara luas, tapi yang dikenalnya adalah distinasi wisata lokal yang masih utuh.

Lepas dari semua itu, Situ Cibereum merupakan tempat disemayamkannya para tokoh kharismatik penyebar Islam serta ditunggu oleh sang penunggu.

Disebutkan oleh juru Kuncen Situ Cibeureum, Atang (67), disini bersemayam jasad para tokoh Islam yang memiliki kharismatik dan dikenal penyebar Islam.

"Mereka adalah Ki Bagus Djamri, Syeh Majagung, Dambawati, Sugrianingrat, Ratnaningru dan Ratnawulan," kata Atang.

Baca Juga: VIRAL: Perkataan Edy Mulyadi yang Menyinggung Warga Kalimantan, Ini Tanggapan dari Jubir PKS

Letak pusara Ki Bagus Djamri, tambahnya, berada di tengah mereka."Di sisi Kanan paling ujung pusara Syekh Majagung disusul Dambawati dan Sugrianingrat," ungkapnya.

Di ujung paling kiri, kata Atang, adalah pusara Ratna Wulan dan Ratnaningrum. "Pusara mereka berurutan," tuturnya.

Diakui sang Kuncen, pada bulan Maulid Nabi dan bulan-bulan tertentu makam ini didatangi peziarah dari luar wilayah.

"Mereka datang untuk ziarah umumnya dari luar daerah seperti, Bandung, Jakarta, Jawa Timur dan yang lainnya," katanya.

Meski warga sekitar sudah mengetahui cerita mistis Situ Cibereum, namun bagi Misbah (45) baru pertama ia memastikan keangkerannya itu.

Ia mengaku pernah bersemedi satu malam di komplek makam keramat Ki Bagus Djamri, yaitu tepat di malam Jumat Kliwon.

Baca Juga: GARIS TANGAN Huruf M dengan Tiga Ciri Khusus Ini Dipastikan Sukses dan Beruntung

Maksud melakukan tapa di komplek makam keramat itu, adalah untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kebutuhan hidup.

Sebelum bersemedi (tapa-Sunda) Misbah berkonsultasi dengan sang kuncen, Atang. Dari situlah Misbah harus ber-tapa tepat di malam Jumat Kliwon.

"Saya konsultasi dulu sama kuncen. Dan mendapat petunjuk harus bertapa di malam Jumat Kliwon," kata Misbah yang juga warga Kmp. Babakan RT03/RW04, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Malam itu, kata Misbah, diantara jam 21.00 - 00.00 WIB , tidak ada hal yang lebih menakutkan. "Kalau suara-suara aneh ya pasti ada lah, seperti suara wanita yang menangis kesakitan, suara tertawa dan suara-sura lainnya," tutur Misbah.

Menjelang pukul 01.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB, tambahnya lagi, muncul gangguan yang sangat menyeramkan.

"Ya ada penampakan, mulai dari hewan seperti harimau putih, ular besar hingga seorang kakek-kakek mengenakan jubah putih," kata Misbah.

Penampakan Harimau Putih misalnya, tambahnya lagi, dia berada tepat di depannya. Dan seakan bersiap menerkam dengan sorotan mata tajam serta menyeringai.

"Takutnya minta ampun, tapi saya sudah bulat dan pasrah," cetus Misbah.

Baca Juga: Imlek 2022 Jadi Tahun Macan Air, 5 Shio Ini Siap-siap Hoki Jadi Sultan Mendadak

Selain itu, tambahnya lagi, ada penampakan sosok wanita cantik dengan gaun tembus pandang. "Dalam penampakan itu, dia membelai diri saya," ungkapnya lagi.

Namun dirinya tetap tak bergeming dan tak tergoda dengan suasana di tempatnya bertapa. "Saya tetap berusaha untuk kuat meski perasaan takut bercampur menjadi satu," tuturnya lagi.

Setelah itu berlalu, tambahnya lagi, muncul ular yang sangat besar di atas pohon beringin, tepat di tempatnya melakukan tapa, merayap perlahan menghampirinya.

Sesaat kemudian ular besar itu melilit dirinya hingga terkurung. Napas pun, tambahnya, terasa berat dan sesak.

"Saya seakan mau ditelan mentah-mentah dalam kondisi sesak akibat lilitan itu," ungkap Misbah.

Disebutkan, dibawah sadar dan tidak sadar, nafasnya kembali lega dan badan terasa tak ada yang menempel.

Dalam benaknya, itu dianggap sudah selesai dan tidak ada lagi godaan serta gangguan lainnya.

"Saya tinggal menunggu adzan subuh berkumandang. Karena menurut kuncen Atang, kalau sudah terdengar kumandang adzan subuh, harus diakhiri," cetusnya.

Namun entah darimana datangnya, tiba-tiba datang seorang kakek kakek berpakaian jubah putih, memamcarkan sinar yang sangat terang.

"Hayang naon atuh maneh teh jalu. Tuh cokot lebah ditu, eta bagean maneh. Sabab maneh katingalina keyeng (mau apa kamu disini anak laki laki. Ambil di tempat itu untuk mu. Karena kamu telah berusaha)," tutur Misbah menirukan ucapan sang kakek kakek yang menghampirinya.

Setelah terdengar kumandang adzan subuh. Misbah pun mengakhiri tapa-nya dan bergegas meninggalkan komplek pemakaman itu.

Dirinya langsung menuju rumah sang kuncen Atang dan menceritakan apa yang terjadi saat dirinya melakukan tapa.

Tanpa diduga, kuncen berkata, carilah apa yang ditunjukan oleh kakek kakek saat bertapa tadi jangan tunggu waktu, sekarang juga harus ke sana pergi.

Benar, setelah dicari di tempat yang ditunjukan oleh kakek kakek saat bertapa di sekitar pohon beringin besar, ada sebuah barang yang dianggapnya sebagai jimat.

"Barangnya itu sekarang masih ada. Dan saya simpan baik-baik," tandas Misbah. ***


Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x