UPDATE, Arteria Soal Pecat Kajati Bicara Sunda, Budi Dalton, Dedy Mulyadi, Emil Geram, ORMAS ANCAM DEMO

- 19 Januari 2022, 05:24 WIB
Arteria Dahlan Disebut Rasis ke Masyarakat Sunda Saat Rapat Komisi III dan Kejagung, Ketua LGP Jabar Beri Sikap Tegas
Arteria Dahlan Disebut Rasis ke Masyarakat Sunda Saat Rapat Komisi III dan Kejagung, Ketua LGP Jabar Beri Sikap Tegas /Kolase UtaraTimes.com/Utaratimes/kolase

DESKJABAR- Pernyataan Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI yang meminta Jaksa Agung pecat Kajati yang berbicara bahasa Sunda saat rapat menuai protes keras warga Jawa Barat, suku Sunda.

Dedi Mulyadi, anggota DPR RI dan juga asli urang Sunda memprotes keras dan marah besar atas pernyataan Arteria Dahlan tersebut. Budayawan Budi Dalton sebagai tokoh Sunda dan Seniman Sunda geram atas Arteria. Ridwan Kamil (Kang Emil) sebut Arteria segera minta maaf.

Sementara itu, ormas Manggala Garuda Putih (MGP) agar Arteria Dahlan segera meminta maaf bila tidak maka akan terjadi unjukrasa besar besaran dari ormas Sunda untuk menentang pernyataan Arteria.

Baca Juga: ARTERIA Minta Kajati Dipecat Gara Gara Bicara Bahasa Sunda, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sebut Begini

 

Agus Satria salah seorang pentolan Manggala Garuda Putih menyatakan seharusnya Arteria itu bijak dalam menilai dan melakukan satu langkah dalam menyampaikan apa yang harus di sampaikan, jangan sampai masalah bahasa saja harus sampai di pecat.

 

"Kami Manggala Garuda Putih, mengecam pernyataan Arteria, kami menuntut mendesak Arteria menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada kepala Kejaksaan yang di maksud dan kepada masyarakat Indonesia secara terbuka, terutama orang Sunda," ujar Agus Satria dalam pernyataannya Rabu 19 Januari 2022.

Bilamana hal tersebut tidak dilakukannya , maka kami Manggala Garuda putih akan melayangkan surat kepada Dewan kehormatan DPR RI agar segera mengevaluasi kinerja Atheria yang sampai saat ini selalu membuat gaduh.

Selain itu pihaknya akan melakukan aksi demo atau unjukrasa besar besaran terkait pernyataan Arteria yang telah menyinggung warga Jawa Barat suku Sunda.

Sementara itu, Budayawan, Budi Dalton buka suara terkait anggota DPR RI Arteria Dahlan yang minta seorang Kajati bicara bahasa Sunda dicopot dari jabatannya.

Budi Dalton menyerukan ‘urang Sunda hudang euy’ kepada warga Sunda agar melirik pernyataan tersebut.

Budi Dalton menyatakan pernyataan Arteria Dahlan itu sungguh membuat geger masyarakat Sunda, pasalnya anggota Komisi III DPR RI itu meminta agar Kejaksaan Agung memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) karena sempat menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Baca Juga: KENAPA KASUS SUBANG LAMBAT TERUNGKAP? MENOHOK, Ini Penyebabnya Kata Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan

Sungguh pernyataan yang tidak patut dicontoh, mengingat dapat mengakibatkan perpecahan bahkan sangat menyinggung warga Sunda.

"Percuma rakyat telah menggemborkan toleransi jika wakil rakyatnya tidak sejalan dengan apa yang diinginkan rakyat," kata Budi Dalton dikutip dari akun instagram @artgram, Selasa 18 Januari 2022.

Selain itu, Budi Dalton juga mengatakan bahwa kenapa harus bahasa daerah yang dikritik, padahal di dalam rapat juga banyak yang memakai bahasa Inggris.

Sangat tidak baik jika seorang Warga Negara Indonesia tidak mencintai bahasanya, terutama bahasa daerah.

“Lagipula didalam sebuah rapat itu juga banyak yang memakai istilah dalam bahasa Inggris atau bahasa daerah yang lainnya," ucapnya.

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat pun angkat bicara dan meminta agar Arteria Dahlan yang meminta pecat Kajati bicara Bahasa Sunda di rapat, meminta maaf kepada orang Sunda.

Dalam siaran resmi di akun instagram Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta politikus Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda.

"Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam siaran persnya, dikutip DeskJabar.com, Rabu 19 Januari 2022.

Ridwan Kamil menjelaskan ada dua jenis masyarakat dalam melihat perbedaan. Pertama, ada yang melihat perbedaan itu sebagai kekayaan atau sebagai rahmat.

Baca Juga: Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu, Kode Redeem FF 19 Januari 2022: Star Soul Weapon Loot Crate, M1887 SG Ungu

Ia berharap mayoritas warga melihat perbedaan dengan cara ini. Kelompok kedua, katanya, ada yang melihat perbedaan sebagai sumber kebencian dan itu yang harus dilawan.

"Jadi saya menyesalkan statement dari Pak Arteria Dahlan terkait masalah bahasa ya, yang ada ratusan tahun atau ribuan tahun, menjadi kekayaan Nusantara ini," katanya.

Dedi Mulyadi selaku orang sunda marah besar dan memprotes pernyataan Arteria Dahlan tersebut. Menurutnya kalau Kajati terima suap atau korupsi layak dicopot, tapi kalau ngomong bahasa Sunda harus dicopot sangat keterlaluan dan bisa menyinggung orang Sunda.

Baca Juga: Manfaat Kopi Bagi Kesehatan, Benarkah Bisa Mencegah Batu Ginjal dan Batu Empedu? Ini Saran dr Zaidul Akbar

Dedi Mulyadi yang terlihat jengkel menjelaskan bahwa penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan rapat adalah sesuatu yang wajar.

"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," ujar Kang Dedi Mulyadi sapaan anggota DPR RI Dedi Mulyadi, Selasa 18 Januari 2022.

Kang Dedi Mulyadi pun saat menjadi Bupati Purwakarta kerap menggunakan bahasa Sunda sebagai media dialog bersama masyarakat dan rapat pejabat.

Kembali menjelaskan bahkan dalam satu hari ada pengkhususan di mana seluruh warga hingga pejabat harus menggunakan bahasa, pakaian hingga menyediakan makanan khas Sunda.

"Saya lihat di Jawa Tengah juga bupati, wali kota, gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia," ucapnya.

Dedi Mulyadi pun menerangkan, saat ia memimpin rapat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI kerap menyisipkan bahasa Sunda di dalamnya.

"Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kita, gagasan kita bisa tercurahkan. Dan lama-lama anggota yang rapat sedikit banyak mendapat kosakata baru bahasa Sunda yang dimengerti," katanya.

"Jadi bagi saya tidak ada problem apapun orang mau menggunakan bahasa daerah manapun di Nusantara ini selama itu bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara yang kita pimpin," lanjut Kang Dedi Mulyadi.

Lebih lanjut Dedi juga mempertanyakan orang-orang yang kerap menggunakan bahasa asing saat rapat atau keseharian.

"Kita tidak pernah berpikir apakah istilah asing itu dimengerti atau tidak oleh peserta rapat atau diskusi itu," ucapnya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah