Perjuangkan Nasib Santriwati Korban Perkosaan Herry Wirawan, Kepala Desa di Garut Sampai Kena Covid-19

- 14 Desember 2021, 17:14 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan Kepala Desa Mekarmukti di Garut,  Hikmat Wijaya.
Anggota Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan Kepala Desa Mekarmukti di Garut, Hikmat Wijaya. /Dok Dedi Mulyadi

DESKJABAR – Di balik terungkapnya kasus keji pemerkosaan puluhan santriwati yang dilakukan predator seks Herry Wirawan ada sosok heroic, yaitu Kepala Desa Mekarmukti Hikmat Wijaya.

Kepala Desa Mekarmukti di Garut yang memperjuangkan nasib santriwati korban perkosaan Herry Wirawan, sampai terkena Covid-19.

Di desa tersebut, sedikitnya ada delapan orang anak yang menjadi korban Herry Wirawan, terdiri dari lima orang perempuan dan tiga orang laki-laki, yang berniat nyantri sejak 2014-2015.

Dari lima orang anak perempuan, empat di antaranya menjadi korban keji Herry Wirawan. Tiga di antaranya diperkosa hingga hamil dan melahirkan sementara satu lainnya hanya menjadi korban pelecehan.

“Sekarang udah lahir itu dua laki-laki, satu perempuan. Paling besar empat tahun, paling kecil baru tiga-empat bulanan," ujarnya.

Baca Juga: MENGEJUTKAN, Orang Meninggal Muncul Saat Hari Ketujuh Tahlilan di Lemahsugih, Majalengka

Keterangan tertulis dikirimkan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi, Selasa, 14 Desember 2021, awal mula terungkapnya kasus, Hikmat mengatakan itu terjadi pada lebaran atau Idul Fithri 2021 ini. Saat itu salah seorang anak pulang dalam kondisi perut buncit layaknya wanita hamil.

Pada saat dicurigai hamil anak tersebut terlihat ketakutan dan tiga hari mengurung diri di kamar. Akhirnya satu hari setelah lebaran, Hikmat selaku Kepala Desa Mekarmukti, datang ke rumah tersebut untuk membujuk korban untuk berbicara jujur.

"Saya bilang keluarga pasti terima dan akan membantu kalau kamu jadi korban pemaksaan atau pemerkosaan. Kamu juga jadi pahlawan yang bisa mengungkap kebiadaban ini. Mungkin adik-adik kamu yang belum terjadi bisa selamat," ujar Hikmat.

Setelah berhasil membujuk, Hikmat pun melaporkan kasus ini ke P2TP2A Garut dan Polda Jabar. "Saya bolak-balik sekitar 10 hari ke Polda sampai pulang saya sekeluarga kena Covid-19," ucapnya.

Baca Juga: Inilah Resep Kuat Begituan Buatan Wanita Pengemis di Purwakarta, Disampaikan Kepada Dedi Mulyadi. Bisa Dicoba!

Disinggung mengapa baru kali ini terungkap, Hikmat menjelaskan karena kejadian sebelumnya korban pulang tidak dalam kondisi hamil dan anak yang telah dilahirkan ditinggal pada tempat predator seks tersebut.

Menurut Hikmat, santri dan santriwati kan pulang setahun sekali hanya lebaran. “Nah yang sebelumnya itu melahirkan sebelum lebaran jadi enggak ketahuan,” ujarna.

Belum lagi, katanya, baru enam hari di sini sudah dijemput langsung. Anak juga tidak bisa komunikasi langsung dengan orang tua karena alasan ketat pesantrennya.

Saat ini, kata Hikmat, seluruh anak yang dilahirkan di pesantren sudah dibawa ke rumah. Sebelumnya anak-anak tersebut disimpan di mess yang diduga akan dibuat menjadi panti asuhan.

 Baca Juga: Pengemis Wanita di Purwakarta Punya 18 Anak, Modal Ramuan Ajaib Bikin Kuat Begituan 5 Kali Sehari

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dibuat kagum dengan perjuangan Kades Hikmat. Sebab sebagai pemimpin ia gigih memperjuangkan hak rakyatnya meski akhirnya jatuh sakit.

Dedi Mulyadi mengatakan, mengagumi Kepala Desa Mekarmukti ini, karena sangat gigih membela warganya yang menjadi korban kebejatan predator seks yang menyamar menjadi oknum guru ngaji tersebut.

Sejak bulan Mei 2021 lalu dia bolak-balik ke Polda Jawa Barat dengan jarak tempuh perjalanan selama 6-7 jam. Kondisi badannya sampai drop, sehingga dia pernah terpapar virus dan terpaksa menjalani isolasi selama satu bulan saat itu.

Baca Juga: MENAKUTKAN ! Jenazah Bangkit Lagi Ketika Perjalanan dari Surabaya ke Kediri, Jawa Timur

“Kini dia sudah sehat kembali dan berada di tengah-tengah warganya,” beber Dedi Mulyadi.

Dedi juga merasa kagum dengan sosok Kades Hikmat yang bisa mengubah pola pikir masyarakat desanya. Sebab dulu banyak warganya yang menjadi pencuri kayu hutan, namun kini telah berubah menjadi petani karet.

Kades Mekarmukti juga aktif mengubah karakter masyarakat di wilayahnya. Tadinya masyarakat wilayahnya adalah penebang kayu hutan, kini berubah menjadi penanam pohon karet. “Dia sangat anti terhadap perusakan alam,” ujar Dedi.

Ia pun berharap sosok Kades Hikmat bisa menjadi inspirasi bagi para pejabat lain. Sehingga dengan sosok pemimpin yang gigih dan memiliki visi seperti Hikmat masyarakat desa akan tumbuh dengan identitas dan ekonomi yang pesat. ***

Editor: Sanny Abraham


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x