ANALISA BARU Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kesaksian Ada 5 Orang di TKP Diragukan ?

- 30 November 2021, 10:21 WIB
Suasana jalan raya Jalancagak depan rumah kejadian pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Suasana jalan raya Jalancagak depan rumah kejadian pembunuhan ibu dan anak di Subang. /Google Maps

DESKJABAR – Ada analisa baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, kesaksian ada lima orang di halaman rumah kejadian diragukan.

Adalah keterangan seorang saksi yang pada malam menjelang kejadian, mengatakan melihat ada lima orang pada halaman rumah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalancagak Subang

Keterangan saksi tersebut dilontarkan ketika diwawancara kanal YouTube Misteri Mbak Suci, pada 25 November 2021.

Disebutkan saksi tersebut, pada saat itu sedang melintas pada rumah kejadian tersebut, dengan berkendara kecepatan 55-60 km/jam.

Saksi mengatakan melihat ada lima orang di halaman rumah kejadian tersebut, terdiri 3 perempuan dan 2 laki-laki.

Baca Juga: FAKTA Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Suasana Rumah Sebenarnya Mengasyikan

Lokasi rumah keluarga Yosep yang sekaligus kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan, di Kampung Ciseuti, di jalan raya Jalancagak, Subang.

Namun, ada juga YouTuber yang melakukan analisa, dengan logika, pada kecepatan 55-60 km/jam kendaraan, apakah pengendara masih sempat melihat ke kiri atau ke kanan ?

Nah, analisa ini dilakukan YouTuber Fredy Sudaryanto, yang membayangkan, apakah dalam kecepatan 55-60 km/jam, seseorang pengendara masih sempat menoleh ke kiri ke kanan dan penglihatannya otomatis melihat jumlah orang pada suatu tempat ?

Analisa itu muncul pada YouTube Fredy Sudaryanto Sport, “Saya Pribadi Ragu dengan Kesaksian Saksi mengenai yang 5 Orang di TKP,” diunggah, 28 November 2021.

YouTuber Fredy Sudaryanto dan rumah kejadian pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang
YouTuber Fredy Sudaryanto dan rumah kejadian pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang kolase YouTube Fredy Sudaryanto Sport dan foto DeskJabar.com

Baca Juga: TERBARU Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Korban Sedih Dijadikan Ritual Pemanggilan Roh

Nah, Fredy Sudaryanto membayangkan berdasarkan kebiasaan umum, bahwa dalam kecepatan 55-60 km/jam pada kondisi ruas jalan seperti di Jalancagak, biasanya konsentrasi seseorang pengemudi adalah ke depan, apalagi sepedamotor.

Dalam keadaan kecepatan seperti itu, katanya, seseorang jarang melihat kiri atau kanan. Kalau pun masih sempat, adalah hitungan detik.

Dalam kondisi tersebut, Fredy Sudaryanto mengaitkan keterangan salah seorang saksi, yang mengatakan melihat ada 5 orang, terdiri 3 perempuan dan 2 laki-laki pada halaman rumah kejadian.

Berikut pula arah mobil yang ada di halaman dan kondisinya mesin mati.

“Ini ragu saya. Pada kecepatan berkendara 60 km/jam, ini sangat diragukan sekali. Apalagi ini malam hari,” ujar Fredy Sudaryanto.

Baca Juga: TERKINI Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada Tujuh Orang Terlibat ?

Disebutkan, pada malam hari pukul 23.40 WIB biasanya kondisi jalanan kosong. Pada saat-saat itu, kendaraan biasanya dalam kecepatan tinggi.

Namun Fredy Sudaryanto mengatakan, itu hanya penilaian pribadi, karena penyidik dari kepolisian lebih paham.

Diketahui, suasana Jalancagak tergolong tenang dan sejuk, bukan jalur macet pada siang hari apalagi malam hari.

Beginilah gambaran suasana rumah Yosep dimana ada kejadian pembunuhan istri dan anaknya (Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu), di Kampung Ciseuti, Jalancagak, Subang itu.

Lokasi rumah Yosep berada di tepi jalan raya, dimana pada kiri dan kanan, serta belakang rumah tersebut adalah tanah kosong berupa kebun.

Baca Juga: ANALISA BARU Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Misteri Jendela Mobil Alphard yang Terbuka

Kondisi rumah Yosep yang sekaligus kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional itu juga belum berhimpitan, karena ada jarak kiri dan kanan berupa lahan masih kebun.

Ada pun suasana di belakang rumah, adalah kebun luas yang ada pohon-pohon besar, sehingga suasananya alami dan indah.

Dengan rumah pada suasana begitu, boleh dikatakan kesehariannya tenang.

Sedangkan keseharian suasana di Jalancagak, merupakan jalur rute arah Purwakarta, Subang, dan Bandung, itu mengapa dijuluki Jalancagak yang artinya jalan percabangan.

Keluarga Yosep selaku pendiri dan pemilik Yayasan Bina Prestasi Bangsa yang menaungi dua buah sekolah, menjadi terkenal karena istri dan anaknya tewas akibat pembunuhan, pada 18 Agustus 2021.

Baca Juga: TERBARU Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada Penampakan di Mobil Alphard ?

Sebenarnya, lokasi antara rumah keluarga Yosep yang sekaligus kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional masih berada pada jalur jalan raya yang sama, yaitu rute Subang-Purwakarta.

Namun jarak antara rumah sekaligus kantor yayasan yang berlokasi di Ciseuti Jalan Raya Jalancagak cukup jauh dengan lokasi sekolah SMP-SMKS Nasional di Jalan Raya Serangpanjang.

Begitu lokasi kecamatan pun berbeda, jika rumah dan kantor yayasan di Ciseuti adalah Kecamatan Jalancagak, sedangkan lokasi sekolah di Kecamatan Serangpanjang (pemekaran Kecamatan Sagalaherang).

Secara umum, rute jalur Jalancagak sampai Serangpangjang Subang, lalu tembus ke Wanayasa, Purwakarta, merupakan jalur yang asyik untuk jalan-jalan menggunakan sepedamotor.

Sebab, jalur tersebut bukan jalur yang macet atau jalur sibuk, sehingga merupakan jalur yang santai untuk dilalui. ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Berbagai Sumber YouTube Fredy Sudaryanto Sport


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah