Menurut Anjas, jarak kematian Tuti Suhartini dengan Amel cukup panjang, apalagi kalau melihat jasad kedua korban.
"Ibu Tuti linier bahwa dia dieksekusi saat tidur karena bagian depan hancur. Dipukul langsung meninggal dunia, tidak ada hal-hal yang menunjukkan terjadi penyisaan atau perlawanan,” ucap Anjas.
Dikatakan Anjas, berbeda dengan Amel, ada kaya bekas luka seperti sayatan pisau di bawah mata dan ada beberapa luka-luka.
Baca Juga: DARI PEMERIKSAAN SAKSI TERAKHIR, Kasus Pembunuhan Di Subang, Polisi Akan Segera Tetapkan TERSANGKA
Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU 2021, Pelaku Diduga Menaruh Dendam Pada Amel, Hingga Dibiarkan Kesakitan
"Dengan kondisi seperti itu, ada dua kemungkinan yang terjadi yakni pada saat dieksekusi, Amel melakukan perlawanan atau dia disiksa," kata Anjas.
Kalaupun melakukan perlawanan, lanjut Anjas sekuat-kuatnya perlawanan tenaga perempuan tidak akan bertahan dari yang pertama (Tuti).
Dengan luas rumah yang tidak terlalu besar, ada kemungkinan Amel mendengar kegaduhan yang terjadi di kamar ibunya, Tuti Suhartini.
“Kalau Amel melakukan perlawanan tidak akan butuh waktu sampai 2 jam. Kenapa butuh 2 jam untuk mengeksekusi Amel,” kata Anjas.
Menurut Anjas, ada kemungkinan si pelaku sengaja ingin Amel mengalami kesakitan sebelum meninggal sebagai korban pembunuhan di Subang.