DESKJABAR – Areal perkebunan kopi di Jawa Barat harus diselamatkan dari dampak perubahan iklim pemanasan global untuk eksistensi usaha.
Untuk berupaya kondisi tersebut, perbaikan lingkungan pada sejumlah areal perkebunan kopi di Jawa Barat dilakukan.
Cara dilakukan, adalah secara teknis pengurusan tanaman maupun upaya pemulihan iklim mikro yang mendukung perkembangan pertumbuhan dan produksi tanaman kopi.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, di Bandung, Kamis, 29 Oktober 2021, bahwa perubahan iklim di daerah tropis menyebabkan kerusakan tanaman, penurunan produksi, erosi tanah, dan kegagalan pengolahan tanah karena kejadian hujan lebat dan degradasi lahan akibat longsor dan kekeringan.
Baca Juga: Wow, Taeyeon Girls Generation Kena Tipu Ratusan Miliaran Won, Ini Penjelasan SM Entertainment
Disebutkan, kualitas kopi sangat sensitif terhadap suhu dan curah hujan, termasuk di Jawa Barat.
Pada sisi lai, katanya, peningkatan suhu dan penurunan curah hujan yang diproyeksikan terjadi di selatan wilayah khatulistiwa berdampak terhadap penurunan produksi kopi.
Disebutkan, sejak tahun 2015 hingga 2019 luas areal tanaman kopi arabika di Jawa Barat meningkat dari 16.808 hektare menjadi 28.427 hektare.
Namun produktivitas kopi malah semakin menurun pada tahun 2015 sebesar 558,98 kg/ha menjadi 395,29 kg/ha pada tahun 2019 (Data Statistik Perkebunan, 2020).