Network
DESKJABAR – Kisah-kisah atau cerita tentang hantu, masih sering menjadi daya tarik bagi mereka yang mempercayainya, terutama hantu lokalan.
Bahkan pada masa kini di abad ke-21, selalu saja ada tayangan televisi atau di Youtube, ada orang-orang yang sedang mencari “jurig teu kadeuleu” alias hantu tak terlihat.
Namun sampai tahun 1980-an, kisah-kisah atau cerita seram urusan hantu, masih mewarnai kehidupan masyarakat, termasuk di Jawa Barat. Bedanya, zaman itu, kisah-kisah adanya hantu jarang sekali diwarnai kehadiran dukun atau bahasa kekinian adalah “orang pintar”.
Pada tahun-tahun tersebut, kisah-kisah tentang hantu bukan hanya dalam cerita di film dan radio, namun juga pada keseharian. Namun sifatnya hanya kehebohan biasa, yang kemudian cepat terlupakan.
Baca Juga: Euro 2021, tak Ingin Kehilangan Muka, UEFA Larang Pemain Singkirkan Minuman Sponsor
Ada kesamaan kisah umum antara cerita di film atau dongeng hantu di radio dengan isu di keseharian masyarakat, yaitu arwah gentayangan dari orang yang meninggal tak wajar.
Pada masa-masa itu masih sering terdengar obrolan warga, ada hantu yang kemudian mengganggu warga satu lingkungan selama sepekan. Bahkan, sering menampakan kepada orang-orang yang sedang meronda atau sedang berada di pos ronda.
Memang, dalam agama Islam, yang namanya hantu alias jurig, sebenarnya tidak ada. Sebab, sudah putus hubungan dengan dunia, antara orang yang sudah meninggal dan arwahnya berada pada suatu tempat yang ditentukan Allah Swt.
Kalau pun ada yang tampak kepada manusia, adalah jin yang menyerupai orang yang sudah meninggal. Itu pun, tak semua orang dapat melihat, bahkan pada masa kini umumnya orang tak dapat melihatnya.
