PANGANDARAN: Polisi Tembak Mati Pelaku Penganiayaan dan pembakaran, Pihak Keluarga Meminta Maaf ke Para Korban

- 1 April 2021, 14:54 WIB
Surat penyerahan jenazah Karim oleh Direktur RSUD Pandega Pangandaran untuk dimakamkan
Surat penyerahan jenazah Karim oleh Direktur RSUD Pandega Pangandaran untuk dimakamkan /DeskJabar/Muslih Suprianto/

DESKJABAR – Jenazah pelaku penganiayaan terhadap 5 orang dan pembakaran 4 kios di Pasar Wisata Pangandaran dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan di TPU Dusun Cikuya, Desa Langkapsari, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Kamis, 1 April 2021

Pelaku yang bernama Karim berprofesi sebagai penjahit di Pangandaran tempat.Sebelum mayat pelaku dibawa pulang dari RSUD Pandega Pangandaran, perwakilan keluarga, Sukiman yang merupakan kakak ipar pelaku menyampaikan permohonan maaf.

"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban dan seluruh masyarakat atas prilaku sadis saudara kami. Semoga para korban cepat sembuh," katanya.

Baca Juga: Pendidikan Jarak Jauh Berdampak Buruk Jika Diteruskan, Simak Prioritas Utama Kemendikbud

Baca Juga: JADWAL SHOLAT Pangandaran Hari Ini, Kamis 1 April 2021 dan Doa Setelah Sholat Tahajud

Sukiman menjelaskan, beberapa hari sebelum kejadian, Karim datang dan menginap selama 2 malam di rumahnya.

"Saya tak banyak bicara dengan dia, Sejujurnya hubungan Karim dengan kami sudah lama renggang, Kami hanya bicara selewat-selewat saja," tuturnya.

Menurutnya, Karim terlihat sedang dirundung masalah karena terdesak kebutuhan ekonomi termasuk berobat istrinya yang sedang mengalami sakit jiwa.

"Memang akhir-akhir ini dia terdesak kebutuhan ekonomi, termasuk kebutuhan berobat istrinya yang sakit jiwa," tuturnya

Sementara itu adik kandung Karim, Sutarno  mengatakan bahwa kakaknya itu sudah menikah dengan Amirah, lebih dari 30 tahun. Awalnya kehidupan Karim baik-baik saja, Dia menekuni profesi sebagai penjahit di Jakarta. 

"Karim bisa membangun rumah di kampungnya dan saat itu istrinya juga masih sehat," katanya

Masalah mulai melanda Karim dan Amirah sekitar 10 tahun lalu, Keduanya tergiur tawaran investasi online. Mungkin karena ingin cepat kaya tetapi pada akhirnya tertipu. 

Baca Juga: HUMOR SUEB: Ditolak Cinta Anak Tukang Buah-Buahan

"Dia ikutan investasi online, ternyata tertipu. Uangnya habis dan uang yang dihabiskannya cukup banyak, sampai dia kehilangan aset-aset berharga," lanjutnya.

Sejak menjadi korban investasi bodong, kehidupan Karim mulai berantakan hingga istrinya stres dan dinyatakan sakit jiwa, bahkan rumahnya dijual. Harta benda sisa investasi bodong habis untuk upaya pengobatan istri.

"Dia pindah ke Banyumas, sempat pindah ke Padaherang hingga terakhir pindah ke Pangandaran. Mungkin dia tertekan dengan masalah itu. Ekonomi sulit, istri tak sembuh-sembuh,"ujarnya.

Terkait dengan tindakan polisi yang menembak mati Karim karena perbuatannya sangat membahayakan jiwa orang lain, pihak keluarga merelakannya. 

"Kami ikhlas, itu tindakan tepat, karena bila dibiarkan mungkin korban akan semakin bertambah banyak," tambahnya.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah