DESKJABAR – Hiruk pikuk kesibukan menjadi suasana keseharian Stasiun Cicalengka, selaku ujung timur pemberangkatan kereta api lokal Bandung Raya.
Suasana naik dan turunnya banyak penumpang disertai ramainya sejumlah pedagang asongan di jalan halaman Stasiun Cicalengka, menjadi suasana keseharian.
Adalah bangunan Stasiun Cicalengka tampak menampakan peninggalan zaman kolonial Belanda, ketika dahulu masih dikelola StaatsSpoorwegen (SS) alias kereta api negara. Sosok Stasiun Cicalengka juga merupakan bagian sejarah Jawa Barat.
Berdasarkan catatan DeskJabar yang dikumpulkan dari Koninklijke Bibliotheek Belanda, keantikan bangunan Stasiun Cicalengka, menyisakan sejumlah catatan sejarah. Diantaranya, bahwa Stasiun Cicalengka pernah menjadi yang terindah di jalur barat kereta api Pulau Jawa.
Pada awal abad ke-20, pembangunan jalur kereta api banyak dilakukan. Untuk menyemarakan daya tarik antar stasiun dan halte kereta api, pihak Staats Spoorwegen (SS) menyelenggarakan lomba dekorasi.
Diberitakan suratkabar De locomotief terbitan 7 Februari 1917, bahwa dilakukan perlombaan dekorasi antar stasiun dan halte kereta api di jalur Westerlijnen (daerah operasi jalur bagian Barat Hindia Belanda).
Ada pun pemenangnya, tim juri menilai, bahwa Stasiun Cicalengka yang memiliki dekorasi terindah untuk tingkat stasiun. Juara kedua, adalah Stasiun Kemranjen (Banyumas), sedangkan halte terindah adalah Halte Tambun (Bekasi).