Petani Keluhkan Harga Gabah Kering Turun Drastis, Pemda Pangandaran akan Dirikan Resi Gudang

- 10 Maret 2021, 17:01 WIB
Petani di Kabupaten Pangandaran
Petani di Kabupaten Pangandaran /Muslih Suprianto/DeskJabar
 
DESKJABAR - Petani yang telah memanen padinya di sawah saat musim panen sekarang ini banyak yang mengeluh karena harga gabah kering turun drastis, maka dari itu  Pemkab Pangandaran melalui Dinas Pertanian akan mendirikan resi gudang untuk stabilkan harga gabah, Rabu, 10 Maret 2021
 
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran bahwa harga jual gabah kering pada saat ini memang turun drastis, harga gabah kering semula mencapai Rp700.000,- per kwintal dan sekarang pada musim panen tiba turun menjadi Rp350.000,- per kwintalnya.
 
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Aep Haris mengatakan, setiap musim panen padi harga gabah di Pangandaran turun drastis.
 
"Musim panen saat ini harga jual gabah dari petani jatuh drastis yang semula Rp700 ribu per kwintal turun menjadi Rp350 ribu per kwintal," katanya.
 
 
Persoalan tersebut merupakan penomena klasik yang sudah lama terjadi karena terdampak dari hukum pasar.
 
"Kalau barang tidak ada harga pasti mahal, kalau barang banyak harga pasti murah," ujar Aep
 
Optimis bermanfaat
 
Kemudian jika kedepan nya nantu sudah berdiri resi gudang di Pangandaran pihaknya sangatlah optimis bahwa harga jual gabah dari petani akan tetap stabil.
 
Dirinya juga sangat prihatin dengan turunnya harga gabah kering pada musim penen sekarang ini.
 
"Kondisi saat ini, biaya produksi menggarap sawah tinggi tetapi hasil dari transaksi gabah tidak sebanding," ungkapnya.
 
 
Sementara petani asal Desa Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Agri (30) dirinya mengaku keluhan petani padi terjadi setiap musim panen, karena dalam operasional petani itu tidak mencukupi bila harganya sekarang anjlok.
 
"Satu petak sawah menghasilkan padi 7 kwintal, kalau dijual dengan harga Rp350 ribu tidak cukup ganti operasional," katanya.
 
Sedangkan biaya untuk operasional produksi menggarap sawah satu musim paling minimal menghabiskan biaya Rp750.000,- yang terdiri dari biaya sewa traktor Rp250.000,-, biaya pupuk Rp250.000,- , biaya upah tandur Rp250.000,- .
 
 
"Jika setaip musim panen petani menjual gabah paling hanya punya untung kecil," ujarnya.
 
Dirinya sebagai petani berharap untuk keberpihakan pemerintah untuk menstabilkan harga gabah disetiap musim panen supaya petani tidak merugi.
 
Kondisi tersebut tidak sesuai antara waktu produksi dan biaya yang sudah dikeluarkan. ***
 
 
 
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah