Kota Tasikmalaya Menghadapi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Diduga Karena Ini

- 10 Februari 2021, 20:08 WIB
Kota tasikmalaya menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang membuat harganya naik
Kota tasikmalaya menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang membuat harganya naik /DeskJabar/

 

DESKJABAR – Dalam beberapa minggu terakhir, Kota Tasikmalaya dilanda kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Akibatnya, harga gas elpiji tersebut naik, sementara pasokan ke wilayah ini tetap tidak berubah.

Sebagian warga menduga, kelangkaan gas elpiji 3 Kg karena ada sektor usaha yang seharusnya dilarang menggunakan gas elpiji 3 Kg beralih ke tabung tersebut, sebagai dampak pandemi Covid-19.

Akibat kelangkaan gas elpiji 3 Kg, harganya pun menjadi naik. Gas elpiji 3 Kg yang biasa dijual Rp 21.000 per tabung, sekarang sudah mencapai harga Rp 26.000.

Baca Juga: HATI-HATI, Ada Rekayasa Lalu Lintas Berpotensi Terjadi Kemacetan Cileunyi Kamis 11 Februari 2021

Itu pun barangnya sulit diperoleh karena di beberapa tempat penjualan gas, si melon itu sudah tidak terlihat lagi.

Kalaupun ada, hanya tabung-tabung kosong yang disimpan menunggu kiriman dari penyalur gas, baik agen maupun pangkalan.

"Sejak beberapa minggu terakhir, gas elpiji 3 kilo susah dicari. Disejumlah toko maupun warungan yang biasa menjual gas, rata-rata kosong,” tutur Sandi (40), warga Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

“Alasannya belum ada kiriman. Kalaupun ada harganya sangat mahal yang biasanya Rp 21 ribu per tabung kini telah mencapai Rp 26 ribu per tabung," katanya menambahkan.

Baca Juga: Sepekan Kedepan Berpotensi Hujan Lebat, BMKG Ingatkan Siaga Banjir di Empat Provinsi Ini

Mengutip dari Kabar Priangan dengan judul artikel “Selain Langka, Harga Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tasikmalaya Melambung”, keluhan juga dikemukakan Nining, penjual warung nasi di Jalan Tarumanagara Kota Tasikmalaya.

Menurut Nining, dirinya sudah dua hari tidak jualan akibat gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan memasak tidak ada." Saya biasanya ada kiriman dari penjual gas yang didorong, sekarang sudah dua hari ini tidak ada kiriman," katanya.

Padahal, lanjut Nining, untuk kebutuhan warung nasinya ia biasa membutuhkan sebanyak dua tabung gas melon per hari. 

"Ya, paling dua tabung pak per hari. Tapi karena tidak ada yang kirim, ya, gak bisa masak," katanya.

Nining berharap, agar pemerintah Kota Tasikmalaya segera tanggap atas kondisi langkanya gas elpiji 3 kg ini.

Baca Juga: Polisi Cirebon Menangkap Tiga Pemerkosa Anak di Bawah Umur

"Bagi pedagang kecil seperti saya, tidak jualan sehari juga berpengaruh karena ditunggu dapur," ujarnya.

Mahalnya harga gas tabung 3 kg, diakui Ateng salah seorang penjual gas elpiji dorong yang biasa berjualan diwilayah Kota Tasikmalaya. Ateng mengaku sejak beberapa minggu terkahir dirinya menjual gas melon ke warungan Rp 23,000 per tabung dan Rp 24.000 ke pemakai.

Ateng berdalih, dirinya terpaksa menjual harga gas dengan harga itu karena pembelian dari pangkalan juga naik. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) gas melon pemerintah hingga kini masih Rp 16.000 per tabung.

"Yah, karena dari pangkalannya juga mahal pak, potong kuping saya kalau di Kota Tasik ada pangkalan yang menjual gas melon Rp 16.000 per tabung," kata Ateng.

Baca Juga: Teknik Menyeduh Teh Putih agar Rasa dan Khasiatnya Optimal, Begini Caranya

Sementara itu, salah seorang pengusaha pangkalan gas elpiji 3 kg di Kecamatan Tawang Endin, mengatakan, kelangkaan gas elpiji 3 kg diperkirakan karena kebutuhan bertambah akibat pengguna semakin banyak.

Karena, lanjut Endin, pasokan gas dari agen ke pangkalan selama ini tidak ada pengurangan. Endin mengaku, setiap hari pangkalannya mendapat pasokan gas elpiji 3 kg sebanyak 100 tabung.

"Kalau pasokan mah tiap hari juga ada, cuma mungkin kebutuhan bertambah karena sudah hapir dua tahun jumlah pasokan tidak ditambah," katanya.

Baca Juga: Kenali Ada Enam Gejala yang Harus Diwaspadai, dengan Penyakit Kanker Lambung

Apalagi, lanjut dia, karena masa pandemi, diprediksi banyak pengusaha seperti rumah makan dan restoran yang seharusnya tidak dibolehkan menggunakan tabung gas 3 kg, beralih menggunakan 3 kg, karena kondisi ekonomi yang terpuruk saat ini. "Ya, prediksi saya seperti itu pak," katanya.*** Asep M Saefuloh/Kabar Priangan

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah