Kanwil Kemenag Jabar Akan Menguji Kebenaran Akta Nikah Ketua KPAID Kabupaten Cirebon

- 3 Desember 2020, 22:10 WIB
Suasana persidangan yang di gelar di PTUN Bandung, Kamis 3 Desember 2020, dalam kasus gugatan akta nikah Ketua KPAID Kabupaten Cirebon berinisial FS
Suasana persidangan yang di gelar di PTUN Bandung, Kamis 3 Desember 2020, dalam kasus gugatan akta nikah Ketua KPAID Kabupaten Cirebon berinisial FS /yedi supriadi

DESKJABAR- Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung (PTUN Bandung) kembali mengelar sidang dugaan rekayasa akta nikah milik Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah, KPAID Kabupaten Cirebon, FS.

Sidang untuk ke empat kalinya ini, mengagendakan mendengar jawaban dari kuasa hukum KUA Mundu, terkait tuntutan pengugat IL melalui kuasa hukumnya Razman Arif Nasution. Usai mendengarkan jawaban, Razman Arif Nasution mengaku puas. Namun, pihak Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat yang menjadi kuasa hukum KUA Mundu akan menguji kebenaran akta nikah tersebut.

"Saya puas dengan jawaban kuasa hukum KUA Mundu, dan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Kanwil Kemenag Jabar akan melakukan pengujian kebenaran akta nikah tersebut," katanya Kamis 3 Desember 2020.

Baca Juga: Tanah Longsor di Garut Masih Bergerak, 15 Rumah Tertimbun 48 Terancam

Razman Arif Nasution melanjutkan jawaban yang diberikan oleh kuasa hukum tergugat 2 Intervensi dianggap ngawur. Pasalnya, kuasa hukum tergugat 2 Intervensi merasa keberatan, lantaran PTUN Bandung dianggap tidak berwenang menangani perkara ini.

"Saya pikir mereka sebagai kuasa hukum tergugat 2 Intervensi tidak mengerti kalau buku nikah itu termasuk dalam dokumen negara dan PTUN Bandung tidak berwenang memutus perkara, ini lebih aneh lagi," tutur Razman Arif Nasution.

Sementara Kasubag Hukum Kanwil Kemenag Provinsi Jabar, Haidar Yamin Mustofa menjelaskan dalam jawaban menyampaikan dua hal pertama eksepsi dan jawaban.

"Eksepsi yang di sampaikan pertama adalah PTUN Bandung tidak berwenang mengadili dan yang kedua bahwa penggugat telah salah mengajukan gugatan kepada kepala KUA Mundu," sambungnya.

Baca Juga: Rutan Bandung Terapkan Pemeriksaan Ketat Covid-19 Dan Geledah Barang

Haidar menambahkan, terkait pokok perkara karena yang jadi objek sengketa disini adalah akta nikah bukan duplikat ataupun buku nikah. Dimana akta nikah itu disimpan di KUA Mundu.

"Terkait yang kami sampaikan tentang akta nikah bahwa berdasarkan dokumen yang kami buka ada dari KUA Mundu, terbitnya akta nikah atas nama FS dan IE memang ada dan dasar penulisan akta pun sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 1990 dimana mempersyaratkan dokumen - dokumen pendukung yang diterbitkan oleh kepala desa atau lurah," ujarnya.

Menurut Haidar, pihaknya tinggal menguji bersama majelis hakim kebenaran akta nikah tersebut. Apakah sudah sesuai atau tidak.

"Berarti nanti kita tinggal kita uji saja di depan majelis apakah dokumen yang kami sampaikan itu sesuai atau mal administrasi atau tidak. Pada prinsipnya kita sama - sama menguji, majelis akan menilai dokumen kita ini apakah benar sesuai aturan atau tidak," ujarnya.

Baca Juga: 13 Tim Memperebutkan Tujuh Tiket Tersisa, Untuk Maju ke Babak 16 Besar Liga Champions 2020-2021

Selain itu, Haidar menambahkan, kalau bicara ada atau tidak adanya pernikahan dilandaskan pada akta bahwa itu tercatat. Terkait siapa yang akan dimintai keterangan tentunya pegawai pencatat nikah yang mencatat pernikahan tersebut.

"Menurut akta nikah ya memang ada. Tapi kebenaran itu yang akan di uji, nanti kami juga akan memintai keterangan dari pegawai pencatat nikah. Ada namanya dan masih aktif juga. Tinggal nanti kita mintai saat pembuktian keterangan dari mereka yang menyaksikan dan mencatat akta nikah tersebut," pungkasnya.***

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah