Menyedihkan, Aset Wisata Jembatan Cinta Hutan Mangrove Batukaras Pangandaran, Tak Terurus

31 Oktober 2020, 20:22 WIB
JEMBATAN Cinta di kawasan hutan mangrove Batukaras, Pangandaran, Jawa Barat kini tinggal puing. /DeskJabar/

DESKJABAR – Aset wisata yang bernama “Jembatan Cinta” di kawasan ekowisata Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kondisinya kini merana.

Tak terurus, kayu-kayunya sudah pada rapuh. Padahal dulu saat pertamakali dibuka tahun 2015, hampir setiap hari banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Dikonfirmasi DeskJabar melalui pesan WA, Kepala Desa Batukaras Hadi Somantri membenarkan, sudah lama jembatan cinta yang berada di kawasan hutan mangrove PRPM itu tidak beroperasi dikarenakan harus ada renovasi pada tiang-tiang jembatannya.

"Kayu-kayunya sudah rapuh, banyak yang rusak. Untuk sementara ditutup dulu," kata Hadi, Sabtu 31 Oktober 2020 malam.

Baca Juga: Warga yang Berwisata Diminta Jangan Menurunkan Masker di Bawah Hidung atau Dagu

Baca Juga: 54 Destinasi Wisata di Jabar Bakal Diperiksa Tim Gabungan, Warga Diminta Patuhi Protokol Kesehatan

Untuk memperbaiki kondisi jembatan tersebut, kata Hadi, pihaknya sudah membuat pengajuan ke Pemerintah Daerah pada saat Musrenbang tingkat Kabupaten Pangandaran beberapa waktu lalu. 

Berharap segera diperbaiki 

Tidak terurusnya Jembatan Cinta, disayangkan oleh Abah Omay (52), warga Sanghiyang Kalang, yang tempat tinggalnya tak jauh dari jembatan itu. Menurutnya, aset wisata mangrove Jembatan Cinta sebenarnya sudah memiliki pasar tersendiri. Jika dikembangkan dengan serius, ia yakin bisa Go Internasional.

Abah Omay menuturkan, beberapa hari lalu ada salah satu pengunjung dari Semarang sengaja datang ke sana. Namun ia kecewa begitu melihat kondisi kawasan mangrove yang tidak terawat terutama Jembatan Cinta.

"Dulu saya sering ke sini. Tapi begitu sekarang datang jadi tidak terurus," kata Omay menirukan ucapan kekecewaan pengunjung itu.

Sementara itu, menurut pelaku ekonomi yang biasa mengais rejeki di sana, ditutupnya ekowisata mangrove Jembatan Cinta, otomatis juga menutup penghasilan mereka. "Semoga segera mendapat perhatian dari pemerintah daerah, Jembatan Cinta diperbaiki agar bisa beroperasi lagi seperti semula", harap mereka. 

Pada bulan-bulan awal dibuka untuk umum, kawasan mangrove Jembatan Cinta sempat viral di media sosial. Usai menikmati keindahan Pantai Batu Karas, para pengunjung bisa berjalan-jalan dan berfoto-foto di atas Jembatan Cinta yang terbuat dari papan-papan kayu menyusuri hutan mangrove yang lebat.

DULU, saat masih terawat dengan baik, Jembatan Cinta Hutan Mangrove Batukaras banyak dikunjungi wisatawan untuk sekedar foto-foto.

PRPM Batu Karas ini merupakan salah satu program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Kawasan ekowisata yang memiliki  luas 20 hektar ini diharapkan dapat menjadi Pusat Restorasi Penelitan Mangrove. Vegetasi yang tumbuh di kawasan ini adalah berbagai species tanaman mangrove.

Sebagaimana diketahui, hutan mangrove memiliki peran yang sangat penting, terutama mencegah abrasi di wilayah pantai. Dengan adanya PRPM Batu Karas, diharapkan selain memperbaiki ekosistem pantai, sedikit demi sedikit akan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian mangrove.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler