ADA Kabar Proyek Tol Getaci Jabar Laku di Pasaran, Tak hanya dari China, Sejumlah Investor Asing Berminat

18 Januari 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi jalan tol. Sejumlah investor asing selain dari China, berminat menggarap proyek Tol Getaci. /dok.BPJT/

DESKJABAR – Ada kabar proyek Tol Getaci dari Gedebage hingga Ciamis, Jabar,   laku di pasar. Ternyata tidak hanya investor asal China, sejumlah investor asing dari berbagai negara juga menyatakan minat menggarap Tol Gedebage hingga Ciamis tersebut.

Proyek Tol Getaci prioritas yang akan membentang sepanjang 108,3 kilometer dari Gedebage hingga Ciamis, akan menghabiskan dana investasi mencapai sekitar Rp 37 triliun.

Baca Juga: WOW! Selain Tol Getaci, Inilah Daftar Jalan Tol yang Membentuk Jaringan Tol Trans Jawa Selatan

Keterlibatan investor asing sangat dimungkinkan, karena proyek Tol Getaci merupakan proyek jalan tol yang memerlukan dukungan pendanaan yang sangat besar. Tol ini dalam rencana awal akan membentang dari Gedebage hingga Cilacap (Jawa tengah) sepanjang 206,65 kilometer, yang menjadikannya tol terpanjang di Indonesia.

Semula Tol Getaci yang akan membentang dari Bandung hingga Cilacap, memerlukan dana investasi yang sangat besar yakni mencapai Rp 56,2 triliun. Itulah sebabnya, proyek ini terpaksa dilakukan lelang ulang setelah konsorsium pemenang saat itu yang merupakan gabungan dari para investor dalam negeri, dinyatakan default atau batal.

Hal ini terjadi setelah mereka gagal mencapai financial close atau pernyataan dukungan pendanaan dari perbankan dengan dana yang cukup besar yang harus ditanggung mereka bersama. Hal ini pula sebagai dampak mundurnya salah satu anggota konsorsium yakni Waskita Karya, karena masalah finansial yang harus mereka hadapi.

Sejumlah Investor Asing Berminat Garap Tol Getaci

Sementara itu, tersebar kabar dari sumber di Badan Pengawas jalan Tol (BPJT) bahwa ada sejumlah investor asing yang menyatakan minatnya untuk ikut menggarap proyek Tol Getaci.

Kabarnya, investor asing yang menyatakan minatnya itu tidak hanya datang dari investor asal China, melainkan dari sejumlah negara.

Sebelumnya BPJT menyatakan saat market sounding kepada para calon investor yang digelar pada 13 April 2023, sejumlah calon investor mengikuti acara tersebut, termasuk di antaranya 2 investor asal China.

Baca Juga: TINGKAT Hunian Hotel di Bandung Drop Hingga 30 Persen, Pilpres 2024 Bikin Cemas

Saat ini, tahapan lelang Tol Getaci masih dalam tahap prakualifikasi sebelum dilaksanakan lelang ulang. Adapun jadwal penutupan pengambilan dan penyerahan dokumen prakualifikasi yang semula ditutup pada 4 dan 5 Januari 2024, akhirnya diperpanjang menjadi tanggal 30 Januari 2024 dan 2 Februari 2024.

Apakah pemunduran jadwal penutupan prakualifikasi lelang tersebut, terkait dengan banyaknya investor asing yang akan mendaftar dan menjadi peserta lelang?

Namun menurut sumber di BPJT, sejumlah investor asing menyatakan minat ikut menggarap proyek Tol Getaci. Selain dari China, investor dari Australia, Timur Tengah, Malaysia, Hongkong, dan Kanada menyatakan minatnya.

Tak perlu khawatir investor dalam negeri tidak akan kebagian kue yang disediakan megaproyek ini, mengingat dalam pengalaman-pengalaman terdahulu, investor asing yang masuk ke dalam megaproyek di Indonesia selalu bermitra dengan investor dalam negeri.

Demikian juga dalam pembangunan jalan tol, ada sejumlah ruas jalan tol yang dibangun dan digarap investor asing dengan menggandeng investor dalam negeri.

Seperti halnya pengusahaan Tol Cipali, saat ini dimiliki oleh Lintas Marga Sedaya yang merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Astra Tol Nusantara, anak perusahaan PT Astra Internasional Tbk. sebesar 55 persen dan Canada Pension Plan Investment Board 45 persen.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024 Pemkot Bogor Jemput Bola Perekaman e-KTP, Bima Arya: Target 25.757 Remaja Usia 17 Tahun

Demikian pula di pengusahaan jalan tol di Jalan Tol Cengkareng-Kunciran dipegang oleh Jasa Marga sebesar 78,53 persen, Synergy Quest International Ltd. sebesar 21,01 persen, PT Nindya Karya (Persero) sebesar 0,32 persen, dan PT Istaka Karya (Persero) sebesar 0,14 persen.

Sementara di jalan Tol Solo-Ngawi, pengusahaan jalan tol tersebut dipegang oleh Jasa Marga yang bermitra dengan PT Kings Key Limited dari Hongkong yang mengusai 40 persen saham.

Kiprah Kings Key Limited dalam pengusahaan jalan tol dalam negeri juga dilakukan di Jalan Tol Ngawi-Kertosono. Kings Key Limited juga memegang 40 persen saham bersama dengan Jasa Marga.

Ada kemungkinan investor-investor dari  Australia, Hongkong, dan Kanada yang menyatakan minat menggarap Tol Getaci adalah mereka yang sebelumnya sudah bermitra dengan investo dalam negeri dalam pengusahaan sejumlah jalan tol di Indonesia. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber BPJT

Tags

Terkini

Terpopuler