TAK Kunjung Hujan, Ilham Petani di Situ Rancabungur Ciamis Terpaksa Memanen Sayurnya Lebih Awal

7 Oktober 2023, 14:33 WIB
Ilham petani sayuran di area Situ Rancabungur Ciamis sedang memanen sayuran pakcoy miliknya, Jumat, 6 Oktober 2023 / Dindin Hidayat/DeskJabar.com/

DESKJABAR - Disaat musim kemarau panjang kali ini, boleh jadi tak sedikit petani di Tanah Air yang mengalami gagal panen akibat kurangnya pasokan air atau tanamannya terserang hama.

Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar, bisa jadi tak sedikit juga petani yang terpaksa memanen tanamannya lebih awal meski hasilnya sudah pasti tak seperti yang diharapkan.

Baca Juga: PINTU Tol Getaci yang Didambakan Pemkab Tasikmalaya Gagal Terwujud, INI Alasannya dan di Lokasi Ini Harapannya

Hal itu pun dialami Ilham salah seorang petani sayur di daerah Situ Rancabungur, Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis, Kab. Ciamis Jawa Barat.

Ilham yang awalnya berprofesi sebagai petani di sawah dan ladang, untuk sementara waktu terpaksa meninggalkan garapannya dan beralih menanam sayuran di lahan kering area Situ Rancabungur yang tak jauh dari rumahnya.

Singkat kata, iapun mengolah gumpalan tanah kering yang sebelumnya terendam air situ itu untuk dijadikan lahan tanaman sayuran jenis pakcoy (sawi sendok/sawi daging).

Diatas tujuh petak lahan ukuran sekira panjang 2-3 meter dengan lebar 1 meter dengan jarak antar petak sekitar 30 cm itu, Ilham pun mulai menanam benih pakcoy hasil membeli di toko tanaman.

Awalnya Normal

Diawal menanam, kondisi debit air Situ Rancabungur masih tersedia mesti airnya hanya terpusat di lokasi paling dasar dari situ tersebut. Saat itu Ilham masih bisa menyiram secara rutin dua kali sehari pagi dan sore hari.

Meski begitu masa kemarau ternyata belum juga berakhir. Volume air situ pun lambat-laun semakin menyusut hingga pada akhirnya benar-benar kering. Padahal tanaman milik Ilham yang baru menginjak 1 bulanan itu sedang butuh-butuhnya asupan air agar bisa tumbuh sempurna.

Cara lainpun akhirnya dilakukan petani muda yang baru menikah beberapa bulan ini. Ia pun akhirnya menggali sumur diarea paling dasar situ dengan harapan masih ada cadanga air untuk menyelamatkan sayurannya.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Sabtu 7 Oktober 2023, Berikut Rinciannya

Dari sumur berukuruan sekitar 1 x 1 meter dengan kedalaman hingga 1,5 meter itu keluar air berwarna kekuning-kuningan. Namun begitu air itu masih cukup untuk menyiram meski hanya sekali kali dalam sehari.

Panen Lebih Awal

Belakangan hujan yang diharapkan pun tak kunjung datang, sementara air di sumur kian mengecil.  Mimpi Ilham untuk bisa memanen normalpun sepertinya pupus apalagi kemudian hama menyerang bagian daun hingga bolong-bolong.

"Terpaksa saya panen lebih awal pak ketimbang rusak sama wereng dan tak jadi uang," ujar Ilham pada DeskJabar.com, Jumat, 6 Oktober 2023 petang.

Menurut Ilham tanaman pakcoy idealnya dipanen saat usia 40 hari hingga 2 bulan. Jadi, tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat itu sebenarnya belum cukup umur saat dipanen di usia 1 bulanan.

Dari tujuh petak lahan miliknya ia memperkirakan hanya bisa menghasilkan sekitar 10 kg yang akan dijualnya ke pasar dengan harga sekitar Rp 6 ribu/kg.

Baca Juga: Indonesia Gagal Total Tak Raih Medali Badminton di Asian Games 2022, Begini Kata Mantan Pelatih Taufik Hidayat

"Kalau panen normal mungkin bisa sampai 20 kg lebih, cuma karena kekeringan paling setengahnya," lanjut Ilham.

Iapun belum memiliki rencana apakah akan bertani ditempat yang sama atau mencari pekerjaan lain usai memanen sayurannya.

Dirinya hanya berharap hujan segera datang agar ia bisa kembali bertani di sawah dan ladang.

"Saat ini belum terpikirkan mau bertani atau bekerja yang lain. Meski ikut berdagang di pasar bareng ibu, saat ini jualan juga sedang lesu. Saya berharap semoga hujan segera turun supaya bisa kembali bertani di sawah," pungkasnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler