Walau Ada Waduk Jatigede Sumedang, Usaha Pertanian Padi Masih Kesulitan Air Saat Kemarau ?

15 Agustus 2023, 08:18 WIB
Waduk Jatigede Sumedang, Jawa Barat /KOMPU-CIMANCIS sda.pu.go.id

DESKJABAR – Musim kemarau 2023 yang dialami, masih membuat sejumlah usaha pertanian padi sawah irigasi di utara Jawa Barat kesulitan air. Fungsi Waduk Jatigede Sumedang dikabarkan belum mudah diakses untuk pengairan bagi para petani padi.

 

Gambaran demikian sedang menjadi obrolan hangat diantara sejumlah kalangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Sampai Selasa, 15 Agustus 2023, sejumlah kalangan dinas tersebut mengatakan memperoleh informasi dari kalangan petani soal masih sulit memperoleh pengairan dari Waduk Jatigede Sumedang saat kemarau 2023.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, yang dikonfirmasi DeskJabar sejak Senin, 14 Agustus 2023, belum memberikan keterangan. Begitu pula Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta belum memberikan keterangan.

Baca Juga: Menara Kujang Sepasang di Jatigede Sumedang Diresmikan, Destinasi Wisata Budaya, Agama dan Teknologi

Bahan gunjingan

Yang menjadi bahan perbincangan, adalah bahwa ketika para petani padi memerlukan pengairan saat kemarau sekarang, perolehan air dari Waduk Jatigede, Sumedang ternyata tidak mudah. Untuk memperoleh air dari Waduk Jatigede Sumedang, harus memperoleh perizinan dari pihak terkait.

Padahal diketahui, pembangunan Waduk Jatigede Sumedang salah satunya fungsi utama adalah menyuplai air bagi sawah irigasi. Wilayah sawah irigasi yang seharusnya mendapat pasokan air dari Waduk Jatigede Sumedang, adalah di Indramayu, Majalengka, sampai Cirebon.

 

 

Sementara itu, informasi dari Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR menyebutkan, Waduk Jatigede merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur Purwakarta. Kemampuan Waduk Jatigede Sumedang adalah tampungan 979,5 juta meter kubik, dan sudah beroperasi penuh untuk dirasakan manfaatnya oleh petani.

Baca Juga: Taman Seribu Cahaya, Destinasi Wisata Baru di Kawasan Bendungan Jatigede: Diresmikan Ridwan Kamil

Ada pun areal persawahan yang mendapatkan jaminan pasokan air sudah mencapai potensi optimal yakni mengairi 90.000 hektar lahan yang berada di Indramayu, Majalengka serta Cirebon.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan keberadaan Waduk Jatigede sangat diharapkan masyarakat khususnya di Pantura Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Sumedang untuk irigasi, pengendali banjir, pembangkit listrik, dan air baku masyarakat karena ketersediaan air di hilir DAS Cimanuk semakin langka pada saat musim kemarau tiba.

Waduk Jatigede Sumedang dibangun atas kemitraan dengan negara Cina. Selain untuk keperluan irigasi, juga untuk kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik. Selain itu  akan menjadi penghasil listrik sebesar 110 megawatt (MW) yang saat ini dalam tahap pembangunan.

 

Waduk Jatigede juga telah berfungsi sebagai pengendali banjir ketika hujan tiba, yakni dengan mengendalikan aliran air sungai Cimanuk sehingga tidak melebihi kapasitas.

Pada tahun 2017, Menteri Smber Daya Alam RRC (Republik Rakyat Cina), Chen Lei mengatakan, Bendungan Jatigede merupakan pilot project kerjasama antara Indonesia dan China dalam pembangunan bendungan. "Saya yakin kerjasama serupa dalam bidang sumber daya air seperti pembangunan Bendungan Jatigede, akan bisa berlanjut," ujar Chen Lei.

Pihak-pihak terkait lainnya untuk Waduk Jatigede sumedang, diantaranya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. ***

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler